Kholid menerangkan, total ada sekitar 200 KK warga Kampung Gubug yang menerima dana kompensasi senilai Rp50 ribu per KK.
Sayangnya, dana kompensasi itu diberikan hanya dua bulan yakni pada bulan Juni dan Juli 2023.
“Tidak ada sama sekali (dana kompensasi setelah bulan Juli) terutama yang melibatkan kami RT RW itu ga ada. Kalau yang kita denger Pertamina itu kan ngadain santunan segala macam tapi gak pernah melibatkan RT RW,” pungkasnya.
Warga lainnya juga mengatakan hal senada, Topik (74) mengatakan uang Rp50 ribu yang diberikan itu diistilahkan sebagai uang ngebul.
Baca Juga:Penemuan Sumur Minyak Bumi di Desa Sukawijaya Picu Kecemasan Warga: Takut Tragedi Plumpang Terulang
“Tiap bulan, per KK Rp50 ribu, yang dapat lingkungan sini, tiga kali doang apa dua kali ya dibilangnya itu uang ngebul,” ucap Topik.
Kendati demikian, Topik mengatakan bahwa pihak Pertamina juga kerap kali memberikan bantuan utamanya unruk hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan.
“Tapi dia (Pertamina) berbagi orangnya sama anak yatim-piatu, bangun musala, santunan, itu bagus,” ujarnya.
Kekhawatiran Tragedi Pelumpang Terulang
Temuan sumur migas tersebut tak selalu jadi kabar gembira bagi warga Bekasi. Pasalnya, sejumlah warga sekitar mengeluh khawatir dengan adanya aktivitas berkaitan dengan minyak dan gas di wilayah tersebut.
Baca Juga:Sumur Minyak Bumi Ditemukan di Desa Tertua Bekasi, Pernah Direncakan sebagai Tempat...
“Kalau khawatir mah pasti. Jangka panjangnya mungkin dari gas itu takutnya ada kebocoran atau apa,” kata Ketua RT 02/RW 02 Desa Sukawijaya, Kholid Sofyan Hadi.