SuaraBekaci.id - Seorang kepala sekolah SMP swasta di Bantargebang, Kota Bekasi, Ujang Tholib, mengakui bahwa anaknya S (15) telah menganiaya seorang siswanya berinisial DMH (16).
"Pada dasarnya terkait penganiayaan terhadap DMH oleh anak saya benar," kata Ujang, Sabtu (24/5/2025).
Penganiayaan itu diduga dipicu dari unggahan DMH di media sosial yang mengkritik penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP) di sekolah tersebut.
Menurut Ujang, anaknya tersulut emosi setelah melihat unggahan DMH di Instagram.
Dalam unggahan itu, DMH membagikan gambar hasil kecerdasan buatan (AI) yang menggambarkan sosok manusia berkepala tikus sedang memegang uang pecahan ratusan ribu rupiah.
"Anak saya menggambarkan bahwa manusia berkepala tikus adalah saya sebagai orang tuanya,” ujarnya.
Selain itu kata Ujang, kecurigaan S semakin diperkuat oleh latar belakang unggahan tersebut yang menggambarkan sebuah sekolah mirip seperti tempat ayahnya bekerja.
“Dari warna cat juga, gedung juga, kemudian postingan sebelumnya memang ada seperti logo dengan sekolah kita yang disilang,” ucapnya.
Unggahan tersebut membuat S emosi dan langsung menghampiri DMH yang saat itu sedang berada di ruang kelas, Senin (19/5).
Baca Juga: Festival Korea Terbesar di Bekasi! Ada NCT, SEVENTEEN, hingga K-Pop Dance Cover
Ujang mengaku telah menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban dan memberitahukan bahwa anaknya telah melakukan kesalahan.
Namun, ia menyebut hingga kini belum dapat bertemu langsung dengan keluarga DMH.
“Sampai saat ini masih terus berusaha untuk bisa bertemu dengan keluarga korban. Akan tetapi sampai saat ini belum bisa bertemu,” tutup Ujang.
Sebelumnya, korban DMH mengatakan, peristiwa penganiayaan yang dialaminya itu diduga dipicu dari unggahannya di media sosial.
“Saya mengkritik sekolah dan memposting Instagram Stories oknum guru berkepala tikus dengan AI. Pelaku mengira yang kepala tikus itu bapaknya (kepala sekolah)," kata DMH saat dikonfirmasi, Jumat (23/5/2025).
DMH mengaku, gambar tersebut sengaja dia unggah sebagai bentuk kritik terhadap pihak sekolah yang diduga melakukan pemotongan dana PIP yang seharusnya diterima olehnya sebesar Rp750 ribu.
Berita Terkait
-
Festival Korea Terbesar di Bekasi! Ada NCT, SEVENTEEN, hingga K-Pop Dance Cover
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
Modus Peredaran Obat Keras di Bekasi: Berkedok Konter Pulsa, Pelajar Jadi Target
-
Ulah Ormas di Bekasi: Kuasai Ruko Tanpa Izin hingga Lakukan Pengancaman
-
Menteri Abdul Karding Segel P3MI di Bekasi: Tak Layak dan Rugikan CPMI Rp325 Juta
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Bekasi Gelar Pesona Nusantara dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
-
Transformasi BRI: 130 Tahun Berjalan, Terus Membangun Inklusi Keuangan Berkelanjutan
-
Angkutan Motor Gratis Jelang Nataru KAI, Cek Rute dan Syaratnya di Sini!
-
BRI Perkuat Tanggap Bencana Banjir Sumatra Lewat BRI Peduli
-
Terbongkar! Ini Alasan Parkir di Polda Metro Jaya Wajib Bayar