SuaraBekaci.id - Pria asal Kota Bekasi bernama Aloysius Bernanda Gunawan (46) melaporkan pria berinisial BTC yang diduga telah melakukan penipuan terhadap ratusan orang terkait program doktoral (S3) ke Filipina.
"207 (korban dugaan penipuan), banyak banget," kata Aloysius, Rabu (16/4/2024).
Aloysius menyebut, ratusan orang yang diduga menjadi korban penipuan itu berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Baca juga:
Baca Juga: Kakek dan Nenek yang Rawat Cucu Penderita Cerebral Palsy Dapat Bantuan Kemensos
Aloysius menerangkan, kasus bermula dari sebuah iklan yang ia lihat di media sosial pada bulan November 2023 lalu. Iklan itu berisikan program S3 di Philippines Women's University (PWU), Filipina.
Setelah itu, Aloysius pun menghubungi nomor kontak yang tertera di media sosial tersebut. Ia kemudian bergabung dalam grup Whatsapp yang berisikan sejumlah calon mahasiswa di PWU angkatan ke 4.
Usai beberapa hari tergabung dalam grup tersebut, ALoysius mendapatkan informasi bahwa akan ada seminar internasional yang diselenggarakan di salah satu hotel di Bekasi.
"Seminar internasional mengundang pembicaranya itu ada dari kampus itu (PWU). Kemudian ada juga dari alumni angkatan pertama atau kedua, empat atau tiga orang," jelasnya.
Dalam seminar, terdapat pula agenda penyerahan ijazah kepada alumni PWU. Aloysius pun sempat mengecek keaslian dari ijazah tersebut, yang ternyata sudah diakui dan disetarakan.
Baca Juga: Puncak Arus Balik Lebaran di Bekasi Terjadi Malam Ini, Jalur Arteri Ramai Lancar
Baca juga:
"Semakin yakin lah kita, seminarnya ada di Indonesia, angkatan yang pertama, kedua, juga sudah disetarakan ijazahnya," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada awal Desember 2023, Aloysius dialihkan ke angkatan ke-5. Informasi yang dia dapatkan, sejumlah calon mahasiswa di angkatan ke-4 sudah akan memulai perkuliahan.
Sementara pada saat itu, dia dan sejumlah orang lainnya belum masuk proses pendaftaran. Ia dan sejumlah calon mahasiswa lainnya di angkatan ke-5 diberi waktu hingga 31 Desember 2023 agar segera melunasi biaya untuk pendaftaran program S3 ke PWU.
"Harga normalnya itu yang dibilang Rp60 juta, sementara kalau kita lihat di websitenya itu PSU itu sekitar Rp86-Rp90 juta. Sama dia diiming-imingi beasiswa, beasiswa parsial katanya, jadinya cuma bayar Rp30 (juta)," jelas Aloysius.
Aloysius pun akhirnya tergiur dengan iming-iming beasiswa itu. Dia kemudian membayar biaya mengikuti program S3 ke PWU senilai Rp30 juta dengan cara dicicil dua kali.
"Saya bayar di Desember pertengahan tanggal 14 sama 18, dicicil dua kali," katanya.
Saat itu kata Aloysius, jumlah pendaftar program S3 ke PWU baru sekitar 54 orang. Namun, pendaftaran program S3 ke PWU yang semula harusnya ditutup pada 31 Desember 2023 kemudian diperpanjang sampai Januari 2024.
Saat itu Aloysius sudah mulai merasa curiga, sebab jumlah pendaftar pun semakin banyak yakni 207 orang. Sementara menurutnya, program doktor di Indonesia tidak sebanyak itu.
Kecurigaannya semakin kuat, saat pihak penyalur berencana memindahkan seluruh calon doktor ke Asean University Internasional di Malaysia.
"Terakhir mungkin sekitar pertengahan Februari mulai lah dia bilang 'wah ini karena terlalu banyak programnya saya ditegur dari Pilipin'," kata Aloysius.
"Beberapa hari kemudian dia WA lagi, wah ini karena ini kegagalan pendaftaran, anda sekalian dialihkan ke kampus AUI (Asean University Internasional) di Malaysia," imbuhnya.
Seluruh calon program doktor itu akhirnya komplain dan meminta uang mereka dikembalikan. Namun, salah satu pengelola penyalur mengaku, bahwa uang para pendaftar telah habis digunakannya untuk trading.
"Sampai akhirnya si pengelolanya pak Bambang ini bilang wah uangnya saya pakai untuk trading dan saya loss. Terus akhirnya wah saya tidak bisa membayar, saya bersedia dipenjara, wah macam-macam," tutur ALoysius.
Merasa tertipu, Aloysius pun secara pribadi telah melaporkan kasus tersebut ke Polres Metro Bekasi Kota pada 8 APril 2024.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, laporan kasus dugaan penipuan tersebut telah di terima oleh pihaknya dan saat ini tengah dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut.
"Iya benar korban sudah buat laporan, akan di periksa pelapor dan saksi-saksi. Minggu ini pelapor akan diperiksa," kata Firdaus saat dikonfirmasi.
Kontributor : Mae Harsa
Berita Terkait
-
Dana Pinjol KoinWorks Rp365 Miliar Dibawa Kabur Borrower, Investor Resah
-
5 Rekomendasi Toko Dessert di Kota Bekasi, Pemilik Sweet Tooth Harus Tahu
-
Angelina Sondakh Ogah Telepon Reza Artamevia usai Diduga Terjerat Penipuan Berlian: Berat Banget...
-
Lulus S3 Cepat, Bahlil Hemat Setengah Biaya Kuliah di UI!
-
Menkomdigi Ungkap Perempuan Adalah Korban Penipuan dan Pornografi Terbanyak di Medsos
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
Terkini
-
Heri-Sholihin Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi Bisa Tembus 8 Persen, Begini Caranya
-
Penampakan Warung Kelontong Tempat Jualan Obat Terlarang di Bekasi
-
5 Hari Banjir Rob Rendam Desa Hurip Jaya Bekasi: 320 KK Jadi Korban
-
Kampanye Hitam di Pilkada Kota Bekasi: Heri-Sholihin Tempuh Jalur Hukum
-
Geger Kapal Tongkang Nyangkut di Jembatan CBL Tambun, Begini Kronologisnya