SuaraBekaci.id - Aksi tawuran yang mayoritas terdiri dari pelajar tingkat SMP hingga SMA, hingga kini rasanya tak lekang oleh waktu. Sampai saat ini, tawuran antar pelajar seringkali masih terjadi.
Hanya saja, tiap masa ke masa nampaknya aksi tawuran memiliki cerita khas tersendiri, baik dari sisi tujuan hingga cara mereka melakukan aksinya. Jika hari ini, khususnya di wilayah Bekasi aksi tawuran kerap kali dimanfaatkan untuk ajang eksistensi atau viral di media sosial.
Di tahun-tahun sebelumnya, menjadi viral di media sosial justru bukan tujuan utama pelaku tawuran. Seperti yang disampaikan mantan pelaku tawuran asal Bekasi, Iyan (bukan nama sebenarnya).
Baca juga
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Pelawak Polo Sempat Jalan-jalan ke Mal Bekasi
Dia menceritakan, tahun 2017 tepatnya saat dia duduk di bangku kelas 1 SMA, dirinya telah aktif mengikuti aksi tawuran. Kebiasaan tawuran itu berlanjut hingga Iyan lulus dari sekolah.
Menurut Iyan, saat itu aksi tawuran mayoritas diikuti oleh mereka para pelajar yang tengah mencari jati diri. Eksistensi diri dikenal oleh sekolah lawan menjadi tujuan utama para pelaku tawuran.
“Buat eksis atau pamor di kalangan sekolah sekolah, kalau di medsos si engga,” kata Iyan kepada SuaraBekaci.id, Rabu (6/3/2024).
Tujuan lainnya adalah aksi unjuk kekuatan ilmu tekbal. Iyan menjelaskan, ilmu tekbal saat itu dikenal sebagai ilmu perlindungan diri. Mereka yang menguasai ilmu tekbal, bakal terlihat lebih kuat bahkan isu liarnya mereka kebal akan serangan lawan.
“Rata-rata si mereka yang punya ilmu-ilmu gitu tertutup, paling hanya sebagian teman-teman dekatnya aja yang tau,” ujarnya.
Baca Juga: Diduga Tilap Dana Program Indonesia Pintar, Dua Petinggi Kampus Bekasi Ditangkap
Baca juga
Iyan mengaku, secara pribadi dirinya tak menguasai ilmu tekbal, namun beberapa temannya ada yang dikenal memiliki ilmu tersebut.
Sejauh yang Iyan ketahui, untuk memiliki ilmu tekbal perlu ritual khusus. Namun, beberapa juga ada yang memang bersumber dari garis keturunan.
Kendati demikian, Iyan menekankan bahwa hal tersebut diketahuinya dari cerita yang beredar. Sedangkan, dia tak mengalaminya secara langsung.
“(Pemilik ilmu tekbal) ikut jalani ritual gitu lebih mengarah ke hal-hal spiritual. Sebagian atau memang udah turun-temurun dari keluarga leluhur nya gitu,” terang Iyan.
Iyan mengakui, bahwa saat itu media sosial belum begitu digandrungi oleh para pelaku tawuran. Bahkan untuk menentukan waktu dan lokasi tawuran saat itu hanya mengandalkan ajakan mulut ke mulut.
“Paling di setiap sekolah musuh lawan nya, pasti ada kenalan gitu kak buat janjian,” ujarnya.
Di samping itu, Iyan menyebut, ajakan dari kakak kelas biasanya menjadi awal mula para pelajar mengikuti aksi tawuran.
Menjadi pelaku tawuran kata Iyan, tak perlu kriteria khusus hanya modal kemauan dan keberanian saja. Namun, beda halnya ketika mereka ingin menjadi bagian dari basis (barisan siswa), biasanya tataran menanti lebih dulu sebelum bergabung.
Basis ini yang nantinya menjadi pemegang komando dalam aksi tawuran.
“Kalau untuk tataran untuk mereka yang mau masuk basis aja si L, dan tataran itu beragam beda-beda setiap basis nya, kaya makan cabe, disuruh push up, lari muterin lapangan,” tuturnya.
Iyan menceritakan, selama tiga tahun lamanya kerap mengikuti aksi tawuran, banyak hal tak terlupakan. Salah satunya saat ia harus mengalami luka lebam di bagian kepala akibat terkena lemparan batu dari kelompok lawan.
Belum lagi pengalaman berurusan dengan aparat kepolisian, hingga harus melihat salah satu temannya terbaring di rumah sakit dengan kondisi kritis.
Meski begitu, Iyan mengaku dia dan teman-temannya tak kunjung kapok. Sebab, Iyan merasa ada kepuasan tersendiri setiap kali mengikuti aksi tawuran.
“Ketakutan si setiap saat pasti ada rasa takut, cuma ya makin kesana kaya makin jadi hal yang biasa, dan untuk lanjutnya kaya seru aja si memacu adrenalin walaupun itu dengan cara yang salah,” tutupnya.
Tawuran di Bekasi Tren Mengerikan
Tawuran antar remaja yang kerap terjadi di wilayah Bekasi, Jawa Barat (Jabar) bermula dari tantangan via sosial media (sosmed). Sejumlah kasus tawuran yang terjadi di Bekasi berawal dari saling janjian antar para pelaku gunakan fitur pesan di sosmed.
Seperti pada kasus tawuran di Jalan Raya Imam Bonjol, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Dari pengungkapan pihak kepolisian, tawuran antar pelajar di kawasan itu berawal dari janjian para pelaku via WhatsApp (WA).
Mirisnya pada pengungkapan kasus tawuran di Cikarag Barat itu, para pelaku yang sempat ditangkap polisi mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan demi konten di medsos.
Kapolsek Cikarang Barat Kompol Gurnald Patiran mengatakan bahwa tawuran antar pelajar itu dilakukan demi konten. Menurut Gurnald, salah satu pelaku tawuran masih berstatus pelajar SMP.
Gurnald menyebut bahwa anggotanya sempat menangkap dua pelaku namun kemudian dipulang ke orang tuanya.
“Kejadiannya berlalu begitu cepat. Begitu dapat laporan dari warga, dari tukang parkir di sekitar sana, melalui plat nomor, kami dapat dua pelaku yang terlibat. Tapi mereka sudah kami pulangkan kemarin, sudah kami periksa, dari salah satu SMP di Bekasi Kota," jelasnya.
“Mereka yang kami amankan semua (janjian) melalui WhatsApp grup, janjian begitu saja. Mereka yang kami amankan juga tidak ada barang bukti senjata tajam, berdasarkan plat nomor itu yang kami amankan,” tambah Kompol Gurnald.
Aksi tawuran dengan terlebih dahulu janjian via sosial media juga terjadi di Jalan Perjuangan Baru, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Minggu (18/2/2024).
Menurut Kasatreskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Muhammad Firdaus, mengatakan, insiden itu melibatkan dua pelajar. Kedua kelompok mulanya janjian berkelahi melalui media sosial.
“Jadi kelompok tawuran ini sering kali menggunakan salah satu media sosial untuk mengajak tawuran. Pada malam itu kelompok inisial M melawan kelompok inisial KB,” kata Firdaus.
Nahas akibat dari tawuran itu, 2 anggota kelompok KB menjadi korban. Satu meninggal dunia sementara satu lainnya luka berat.
Terkait maraknya aksi tawuran dimulai dengan janjian via sosial media, pihak kepolisian membantah jika mereka kebobolan dan tak maksimal dalam patroli siber.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Dani Hamdani mengatakan, pihaknya telah gencar melakukan patroli siber.
Khusus di wilayah Polres Metro Bekasi Kota, penindakan patroli siber dilakukan sebagai upaya pencegahan.
“Ya untuk patroli siber beberapa pelaku sudah dilakukan penangkapan penahanan oleh Polda. Namun demikian di Polres pun kita coba sebagai upaya pencegahan bagaimana misalnya janjian lewat media sosial IG bisa kita kurangi dengan ya tadi,” kata Dani.
Kontributor : Mae Harsa
Berita Terkait
-
Tanggapi Ucapan Seksis Ridwan Kamil Soal Janda, Susi Pudjiastuti: Saya Happy-happy Aja
-
Jejak Karier dan Spiritual Mega Aulia: Nangis-nangis Minta Tukang Bubur Naik Haji Tak Diputar Ulang
-
5 Potret Septi Pengamen Viral yang Gendong Anak Malam-malam, Kini Masuk TV
-
Sentil Denny Sumargo, Netizen Tebak Makna Pesan Mendalam Farhat Abbas Ini: Capek Dengerinnya..
-
Tak Jadi Seleb Dadakan, Calvin Verdonk dan Elkan Baggot Tuai Pujian: No Drama dan Totalitas!
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Heri-Sholihin Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi Bisa Tembus 8 Persen, Begini Caranya
-
Penampakan Warung Kelontong Tempat Jualan Obat Terlarang di Bekasi
-
5 Hari Banjir Rob Rendam Desa Hurip Jaya Bekasi: 320 KK Jadi Korban
-
Kampanye Hitam di Pilkada Kota Bekasi: Heri-Sholihin Tempuh Jalur Hukum
-
Geger Kapal Tongkang Nyangkut di Jembatan CBL Tambun, Begini Kronologisnya