Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Selasa, 20 Februari 2024 | 15:03 WIB
Pemandangan di Bekasi Pasca Pemilu 2024: Warga Desak-desakan Demi Dapat Beras Murah [Suara.com/Mae Harsa]

SuaraBekaci.id - Sejumlah warga rela berdesak-desakan demi bisa menebus beras murah di Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Selasa (20/2/2024).

Pantauan SuaraBekaci.id di lokasi pukul 12.00 WIB, antrean warga masih cukup ramai. Mereka menunggu panggilan dari panitia untuk kemudian bisa menebus beras berukuran 5 kilogram.

Beberapa kali juga terlihat warga yang baru saja datang kemudian langsung pergi meninggalkan lokasi tanpa membawa satu kantong beras. Rupanya, mereka telah kehabisan kuota untuk menebus beras murah itu.

Baca juga:

Baca Juga: PKS Jadi Raja di Kota Bekasi, Suara PSI Lebih Tinggi Dibanding Nasdem

Salah satu warga asal Kampung Pintu Air, Harapan Mulya, Kota Bekasi, Meri (38) mengatakan, dia telah mengantre sejak jam 8 pagi. Saat itu, dia mendapat nomor antrean 572.

“Harga beras mahal banget gimana gak ngantre,” ujar Meri di lokasi.

Pemandangan di Bekasi Pasca Pemilu 2024: Warga Desak-desakan Demi Dapat Beras Murah [Suara.com/Mae Harsa]

Meri mengatakan, dirinya rela antre demi mendapat beras 5 kilogram dengan harga Rp53.000. Sebab katanya, harga tersebut terbilang murah jika dibandingkan beras di pasaran yang kini telah mencapai Rp85.000 per 5 kilogram.

“Ini Rp53 ribu 5 kilogram. Murah, tapi kalau bisa mah Rp50 ribu,” ucapnya.

Menurut Meri, kenaikan harga beras telah terjadi sejak memasuki masa Pemilu 2024. Di tambah lagi, cuaca ekstream yang belakangan melanda beberapa wilayah Indonesia sehingga memengaruhi hasil panen.

Baca Juga: Jokowi Kelimpungan Saat Disajikan Dua Makanan Khas Jawa Barat, Apa Itu?

“Pengaruh banget (Pemilu 2024) semua-muanya cabe mahal, telur mahal, gula semuanya beras mahal. Mungkin karena gagal panen juga ya, karena cuaca nya kaya gini,” ucapnya.

Warga lainnya, Tina (50) mengeluhkan hal serupa. Harga beras yang melambung ditambah kualitas yang menurun membuatnya rela antre sejak pukul 7.00 WIB.

“Saya tadi pulang dulu, ngantre lagi jam 11. Daftar jam 7an. Bukan desek-desekan lagi, nggak berebutan cuma antrenya panjang,” ucap Tina.

Tina mengatakan, harga beras di pasaran kini bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram. Sementara, di warung kelontong dekat rumahnya harga beras paling murah Rp12.500.

Menurut Tina, kenaikan harga beras kali ini terbilang paling mahal dibanding sebelumnya. Sebab, dengan harga termurah Rp12.500 per liter kualitas dari beras itu terbilang kurang bagus.

“Kemarin-kemarin berasnya memang mahal. Biasanya Rp10 ribu udah bagus tuh. Sekarang mah 12 juga berasnya hitam,” ujarnya.

Tina pun berharap, agar harga beras kembali normal di pasaran dan kegiatan tebus murah seperti ini lebih sering lagi diadakan.

Sementara, Lurah Harapan Mulya, Agung Adi Putra mengatakan, program beras murah ini diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi. Tujuannya adalah sebagai upaya untuk menekan inflasi.

“Ya hari ini jual beras dari bulog kepada warga, untuk harga berasnya sendiri memang di bawah harga pasaran, karena harganya cuma Rp53 ribu untuk 5 kilogram beras,” ujar Agung.

Stok beras yang disediakan sekitar 2.000 karung beras ukuran 5 kilogram atau sekitar 10 ton beras. Meski begitu, agar pembagiannya merata dalam kegiatan tersebut warga dibatasi pembelian maksimal 2 karung per orang.

Adapun Agung menyebut, Kelurahan Harapan Mulya dalam hal ini berada di posisi penyedia lahan untuk program tersebut. Selain itu, pihaknya juga bertugas untuk mensosialisasikan kegiatan tebus beras murah ke masyarakat.

“Untuk masalah penjadwalan, penempatan lokasi, itu yang menentukan dinas perindag,” tandasnya.

Kontributor : Mae Harsa

Load More