“Tolong bu menteri kan gak tahu tentang kita (warga) semua di sini. Pokoknya saya butuh gas, bu menteri sini turun langsung biar tahu gas di sini langka, susah, ribet,” tegas Nur.
Warga lainnya, Suratman juga mengeluhkan hal yang sama, ia sudah berkeliling ke tiga tempat berbeda untuk mencari gas elpiji 3 kilogram.
“Udah cari ke mana aja saya, ke Pom bensin juga udah cari. Ini ada jaraknya 3 kilometer dari rumah buat cari gas,” ujar Suratman.
![Pekan pertama di Februari 2025, sejumlah warga Kota Bekasi mulai kesulitan mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kilogram. Kelangkaan gas sangat berdampak bagi masyarakat. [Suara.com/Mae Harsa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/03/49812-gas-3-kg.jpg)
Lansia berusia 71 tahun itu mengaku, kelangkaan gas membuat pengecer yang masih memiliki stok mematok harga hingga Rp25 ribu per tabung dari yang biasanya hanya Rp21 ribu.
Baca Juga:Pil Pahit Warga Cluster Setia Mekar Bekasi Tergusur Meski Miliki SHM
Namun ia memaklumi hal tersebut, melihat kondisi saat ini yang sangat sulit untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram tersebut.
“Saya nunggu sudah satu jam, saya nyari kemarin (beberapa hari lalu) saya masih dapet dari warung. Warung pun harganya mahal Rp25 ribu kemarin saya beli,” ujarnya.
Sama halnya dengan Nur, Suratman pun mengkritik kebijakan pemerintah terkait pembatasan distribusi gas elpiji 3 kilogram ini.
Ia pun meminta, agar pemerintah turun turun langsung ke lapangan untuk mengetahui bagaimana masyarakat begitu terbebani dari kebijakan baru terkait gas elpiji 3 kilogram ini.
“(pemerintah) harus yang bener bikin kebijakan, harus cek ke lapangan. Turun langsung. (Harapannya) kita gak perlu jauh-jauh buat beli gas gak buang buang waktu,” tandasnya.
Baca Juga:Gas 3 Kg Langka, Jerit Warga Bekasi: Pemerintah Jangan Bikin Kami Susah Terus!
Kontributor : Mae Harsa