Pedagang lainnya, Rahma (30) mengatakan hal serupa. Dia menyebut, satu hari lalu atau Kamis (29/2/2024) sang suami belanja ke Pasar Induk Cipinang, harga beras memang turun namun hanya sedikit.
“Ya (beras) Bulog turun Rp 50 ribu,” ucapnya.
Berbeda dengan Ismail, Rahma mencoba untuk mulai menurunkan harga jual beras menyesuaikan harga belinya di agen pusat. Katanya, hal itu dilakukan demi meningkatkan kembali daya beli di tokonya.
Sebab kata Rahma, sejak harga beras melambung tinggi omzet tokonya turun drastis hingga 50 persen.
Baca Juga:Cerita Shohibul Kahfi Apes Bertubi-tubi: Motor Baru Kredit Digondol Kawanan Begal
“Ya turunin sih turunin dulu kan nih (harga beras) Rp 12.000 enggak ada, sekarang sudah ada, dulu Rp 13.000 yang paling murah,” ujar Rahma.
Selain penurunan omzet, tingginya harga beras membuatnya kerap kali dikomplain pelanggan. Sebab, harga beras yang mahal tak sebanding dengan kualitasnya yang buruk.
“Kita mau ngomong apa kalau dari sananya sudah mahal. Sudah jadinya tahanin saja dimarahin sama pelanggan, yang namanya jualan harus sabar, dari sananya sudah naikin ya mau gimana,” tuturnya.
Rahma pun berharap, harga beras bisa kembali normal. Sehingga, penjualan beras di tokonya bisa kembali stabil.
“Harapannya dari kami ya semoga cepat turun ini harganya biar kita yang jualannya juga enak. Kalau kayak gini kan keuntungannya tipis. Enggak nutup,” tutupnya.
Baca Juga:Brutal! Tawuran di Bekasi Menggila, 12 Kejadian dalam 2 Bulan, Korban Berjatuhan
Kontributor : Mae Harsa