Warga lainnya, Tina (50) mengeluhkan hal serupa. Harga beras yang melambung ditambah kualitas yang menurun membuatnya rela antre sejak pukul 7.00 WIB.
“Saya tadi pulang dulu, ngantre lagi jam 11. Daftar jam 7an. Bukan desek-desekan lagi, nggak berebutan cuma antrenya panjang,” ucap Tina.
Tina mengatakan, harga beras di pasaran kini bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram. Sementara, di warung kelontong dekat rumahnya harga beras paling murah Rp12.500.
Menurut Tina, kenaikan harga beras kali ini terbilang paling mahal dibanding sebelumnya. Sebab, dengan harga termurah Rp12.500 per liter kualitas dari beras itu terbilang kurang bagus.
Baca Juga:PKS Jadi Raja di Kota Bekasi, Suara PSI Lebih Tinggi Dibanding Nasdem
“Kemarin-kemarin berasnya memang mahal. Biasanya Rp10 ribu udah bagus tuh. Sekarang mah 12 juga berasnya hitam,” ujarnya.
Tina pun berharap, agar harga beras kembali normal di pasaran dan kegiatan tebus murah seperti ini lebih sering lagi diadakan.
Sementara, Lurah Harapan Mulya, Agung Adi Putra mengatakan, program beras murah ini diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi. Tujuannya adalah sebagai upaya untuk menekan inflasi.
“Ya hari ini jual beras dari bulog kepada warga, untuk harga berasnya sendiri memang di bawah harga pasaran, karena harganya cuma Rp53 ribu untuk 5 kilogram beras,” ujar Agung.
Stok beras yang disediakan sekitar 2.000 karung beras ukuran 5 kilogram atau sekitar 10 ton beras. Meski begitu, agar pembagiannya merata dalam kegiatan tersebut warga dibatasi pembelian maksimal 2 karung per orang.
Baca Juga:Jokowi Kelimpungan Saat Disajikan Dua Makanan Khas Jawa Barat, Apa Itu?
Adapun Agung menyebut, Kelurahan Harapan Mulya dalam hal ini berada di posisi penyedia lahan untuk program tersebut. Selain itu, pihaknya juga bertugas untuk mensosialisasikan kegiatan tebus beras murah ke masyarakat.