Warkop DKI yang Tak Lekang oleh Waktu: Kritik Pedas Dibalut Satir Komedi

Warkop DKI menjadi grup komedi yang menginterpretasikan perubahan politik era Orde Lama ke Orde Baru dengan satir komedi.

Galih Prasetyo
Rabu, 02 November 2022 | 12:24 WIB
Warkop DKI yang Tak Lekang oleh Waktu: Kritik Pedas Dibalut Satir Komedi
Potret Lawas Warkop DKI. [Instagram/warkop_dki_legend]

Balutan satir komedi tidak mereka tinggalkan meski kemudian Warkop mulai masuk ke layar lebar. Materi-materi sindiran tetap diucapkan para personel Warkop.

Semisal pada satu adegan salah satu film Warkop. Pada film tersebut terdapat adegan anak-anak bermain buldoser di area proyek pembangunan. Kasino lalu menyeletuk,

“Eh jangan main-mainin alat negara ya!” Tak lama Dono langsung menyahut, “Heh, alat negara kan tentara.” “Maksud gue alat punya negara,” jawab Kasino mengutip dari islami.co

Bahkan meski tenar, personel Warkop seperti Dono misalnya tetap menuliskan kritik sosial di media masa seperti Koran.

Baca Juga:Box Office Suara: Best Scene Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss (Part 2)

Pada Juli 2020, tulisan Dono di majalah berjudul 'Kisah Sertu Jumadi' sempat viral kembali.

“Entah mengapa, akhir-akhir ini Pak Jumadi ikut arus ‘berperut gendut’. Baju jatah dari kantor menjadi ketat menempel di badan, sehingga jalannya pun tampak lebih susah dari biasanya. Barangkali, ia ingin memenuhi standar stereotip polisi zaman sekarang,” tulis Dono seperti dikutip dari Suara.com

Tulisan Dono itu kabarnya beredar pada 1993, tahun dimana Orde Baru sangat berkuasa dan otoriter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini