Warkop DKI yang Tak Lekang oleh Waktu: Kritik Pedas Dibalut Satir Komedi

Warkop DKI menjadi grup komedi yang menginterpretasikan perubahan politik era Orde Lama ke Orde Baru dengan satir komedi.

Galih Prasetyo
Rabu, 02 November 2022 | 12:24 WIB
Warkop DKI yang Tak Lekang oleh Waktu: Kritik Pedas Dibalut Satir Komedi
Potret Lawas Warkop DKI. [Instagram/warkop_dki_legend]

SuaraBekaci.id - Siapa yang orang Indonesia yang tak tahu grup lawak Warkop DKI? Waktu kecil, setiap libur hari raya Idul Fitri atau Natal, sejumlah televisi swasta selalu memutar film-film Warkop DKI.

Meski sering diputar berulang-ulang, masyarakat tetap tertawa saat film warkop DKI ada di layar kaca.

Berawal dari nama Warkop Prambros, kelompok yang dipelopori oleh Rudy Badil, Nanu, dan Kasino Hadiwibowo ini menjelma menjadi Warkop DKI, grup komedian terpelajar dari kampus.

Komedian terpelajar memang layak disematkan untuk personel Warkop DKI. Indro, personel yang tersisa di grup Warkop pada kanal Youtube Vindes menceritakan bagaimana ia dan Nanu sempat kena damprat Wahjoe Sardono alias Dono dan Kasino masalah kuliah.

Baca Juga:Box Office Suara: Best Scene Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss (Part 2)

"Jadi, kalo gua mau ujian, mereka (Dono-Kasino) 'kan tau jadwal (ujian) gua, (adegan) gua di film sedikit aja," cerita Indro.

Warkop DKI menjadi grup komedi yang menginterpretasikan perubahan politik era Orde Lama ke Orde Baru dengan satir komedi.

Awalnya, Rudy Badil, Nanu, dan Kasino Hadiwibowo kerap tampil di pentas seni Universitas Indonesia (UI). Kehadiran mereka kemudian menarik produser Radio Prambors, Temmy Lesanpura.

Temmy kemudian mengajak ketiganya untuk siaran di Radio Prambors. Mereka pun mulai resmi siara pada 24 September 1973 dan membentuk grup bernama Warkop Prambors.

Kehadiran grup Warkop Prambors seperti angin baru di kehidupan sosial masyrakta Indonesia kala itu. Maklum saja, kehadiran mereka di tengah kondisi politik yang memanas.

Sebut saja saat di Indonesia ada Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari 1974). Lalu muncul peraturan soal Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK).

Baca Juga:Film Lama Warkop DKI Tayang di TV, Indro Warkop Curhat Tak Pernah Dapat Royalti

Masih berstatus sebagai mahasiswa yang kerap dianggap agent of change, para personel Warkop Prambros tetap menyampaikan kritik dibungkus dengan satir komedi.

Lewat microphone siaran radio, mereka cuap-cuap membicarakan kondisi sosial masyarakat Indonesia saat itu. Sebelum komika Bintang Emon atau Pandji Pragiwaksono, personel Warkop Prambors adalah pioner membalut kritik dengan komedi.

Mengutip dari artikel akun ejharawk di Tumblr, lewat ruang siaran bak akuarium, Rudy Badil, Kasino dan Nanu memulai siaran perdananya di Radio Prambors.

Awalnya mereka membawakan acara dengan nama Omamat, singkatan dari Obrolan Malam Jumat. Acara ini mengudara tial malam Jumat tentu saja sekitar pukul 21:00 hingga 23:00 WIB.

Topik pembahasannya, seputar pengalaman selama menjadi mahasiswa, obrolan ngamur khas mahasiswa diiringi dengan lagu gubahan sendiri dengan lirik sedikit cabul dan menyentil.

Radio Prambros kala itu masih mengudara di frekuensi AM, tepatnya di AM 666 Khz. Pendengar mereka pun awalnya kalangan terbatas, dari mahasiswa, aktivis hingga para pecinta alam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini