Turut tertulis caption ilustrasi percakapan mengharukan keduanya. Ibu: mlayuo nduk, aku wis tuwo wis aku tak nang kene wae ( pergilah nak, aku sudah tua, biarkan aku disini saja).
Rumini: mboten bu, sikil iki saget mlayu, tapi ati iki mboten saget ninggalno ibu dewekan ( tidak bu, kaki ini bisa berlari, tapi hati ini tidak bisa meninggalkan ibu sendirian.
Tulisan dan unggahan ini pun dibanjiri komentar dari para warganet yang saling mendoakan kepergian Rumini.
" Alfatihah khususon Rumini dan Ibu serta korban Semeru yang lain, " Cuit akun @ambisnyac***.
" Ya Allah sedihnya sampai sini, Alfatihah khususon mba Rumini, ibuk mba Rumini serta korban Semeru yang lain, " Tambah yang lain @pikach***.
Alfatihah untuk mba Rumini dan Ibunya, semoga diampuni dosa dosanya, diterima amal baiknya, amin.
Rumini adalah salah satu diantara puluhan korban letusan Gunung Semeru, Sabtu 4 Desember 2021 lalu. Rumini dan ibunya Salamah (70) ditemukan meninggal dalam keadaan berpelukan di dalam rumah mereka di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Saat ditemukan, rumah mereka roboh ditempa awan panas Semeru. Menurut warga, sang ibu Salamah tak kuat untuk berlari menyelematkan diri, sementara anaknya Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri. Mereka akhirnya ditemukan meninggal dalam keadaan berpelukan. Penghuni rumah itu lainnya selamat dengan kondisi luka-luka.
Kontributor : Ririn Septiyani