SuaraBekaci.id - Guru Besar Universitas Bina Nusantara (Binus) Bekasi, Prof. Gatot Soepriyanto, menyoroti pentingnya peran dunia pendidikan dalam menghadapi dampak perang tarif antara Amerika Serikat dan China.
Menurutnya, ketidakpastian global ini menuntut perguruan tinggi untuk lebih adaptif dalam menyiapkan lulusannya.
“Bagaimana mereka (perguruan tinggi) menyiapkan lulusannya, antara lain adalah bagaimana mereka harus siap untuk lebih cepat berkarir, untuk lebih cepat terjun ke dunia kerja lewat berbagai program pengayaan yang diterapkan oleh universitas,” kata Gatot kepada wartawan, Selasa (15/4/2025)
Ia mengatakan, salah satu cara yang bisa diterapkan dunia pendidikan dalam menghadapi ketidakpastian global ini adalah dengan membuat program-program yang mampu mengambil peluang positif dari situasi yang ada.
Sebagai contoh kata Gatot, program tersebut di antaranya membuat program inkubator bisnis untuk mahasiswa, mendorong semangat wirausaha sejak dini, studi ke luar negeri, hingga peningkatan keterampilan melalui sertifikasi profesional.
“Kita tidak bisa mengatur apa yang ada di luar, tetapi yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan diri,” ujarnya.
“Dan kunci dari itu semua adalah dunia pendidikan, mesti menyiapkan mahasiswanya sehingga alumni dan lulusannya bisa menghadapi perubahan tadi yang sangat cepat dan tidak pasti,” sambung Gatot.
Selain itu, Gatot juga menilai bahwa memperkuat konsumsi produk lokal bisa menjadi solusi strategis dalam menghadapi fenomena pernah dagang ini.
Ia menyebut, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa, potensi pasar domestik sangat besar.
Baca Juga: Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi Dianiaya Secara Brutal, Ini Ancaman Hukuman untuk Tersangka
“Kalau kita bisa dorong penggunaan brand lokal, memperkuat sektor pangan dan energi seperti arahan Presiden, maka kita bisa menggerakkan ekonomi dari dalam. Ini bisa jadi kekuatan besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak eksternal,” jelasnya.
Perang Tarif AS-China
Sebelumnya, Pemerintah China telah menetapkan tarif impor sebesar 125 persen atas barang-barang asal Amerika Serikat meski tetap menyampaikan opsi dialog dengan azas kesetaraan tetap terbuka.
"Perang tarif dan perdagangan tidak mengenal pemenang, China tidak ingin berperang dalam hal ini, tetapi tidak takut. Agar dialog dapat terjadi, dialog harus didasarkan pada kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian di Beijing pada pekan lalu.
Komisi Tarif Dewan Negara China pada Jumat (11/4) mengumumkan penerapan tarif impor untuk barang-barang Amerika Serikat yang masuk ke China menjadi 125 persen, atau naik dari tadinya 84 persen sebagaimana diumumkan dalam laman Kementerian Keuangan China.
Tindakan tersebut merupakan respon dari penerapan tarif timbal balik yang disampaikan oleh pemerintah AS pada Kamis (10/4) yang mengenakan pungutan 125 persen atas barang-barang asal China.
Berita Terkait
-
Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi Dianiaya Secara Brutal, Ini Ancaman Hukuman untuk Tersangka
-
Viral Dua Preman Ngamuk di Pasar Baru Bekasi, Pelaku Positif Sabu-sabu
-
Demo Tolak UU TNI, Pendemo di Bekasi Dilaporkan ke Polisi Gegara Ini
-
Cerita Siswa SMAN 21 Bekasi Gagal Ujian Gegara Gedung Sekolah Diterjang Banjir
-
Bekasi Banjir Pilih Ngungsi ke Hotel, Istri Walkot Bekasi: Cuma Sebentar
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman