Galih Prasetyo
Rabu, 16 April 2025 | 19:30 WIB
Guru Besar Universitas Bina Nusantara (Binus) Bekasi, Prof. Gatot Soepriyanto [Suara.com/Mae Harsa]
Indonesia masuk tarif perang dagang Amerika Serikat

"Pengenaan tarif yang sangat tinggi oleh AS terhadap China secara serius melanggar aturan perdagangan internasional dan bertentangan dengan hukum ekonomi dasar serta akal sehat. Ini sepenuhnya merupakan praktik intimidasi dan pemaksaan sepihak," demikian disebutkan dalam laman tersebut.

Kementerian itu juga menyebut "Pada tingkat tarif seperti saat ini, kemungkinan tidak ada lagi pasar yang menerima barang-barang AS yang diekspor ke China, maka jika pemerintah AS terus menaikkan tarif atas barang China maka kami akan mengabaikannya,".

"Saya tegaskan bahwa jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini melalui dialog dan negosiasi, AS harus menghentikan tekanan maksimum dan perilaku yang tidak menentu dan merusak. Hal ini tidak akan pernah berhasil dengan China," tambah Lin Jian.

Jika AS bertekad untuk berperang dalam tarif dan perdagangan, kata Lin Jian, tanggapan China akan terus berlanjut hingga akhir.

"China adalah negara yang bertanggung jawab. Kami telah mengambil tindakan balasan terhadap perilaku intimidasi AS, tidak hanya untuk melindungi hak dan kepentingan kami, tetapi juga untuk menegakkan aturan dan ketertiban internasional, kepentingan bersama negara-negara di dunia, serta keadilan dan kewajaran internasional," ungkap Lin Jian.

Dalam menghadapi hegemoni dan intimidasi AS, Lin Jian meminta AS mengingat ucapan "Beri si penindas satu inci, maka ia akan mengambil satu mil" atau dapat diartikan bila memberikan sedikit toleransi atau keleluasaan kepada penindas, maka ia akan terus mengambil keuntungan.

Kontributor : Mae Harsa

Load More