Galih Prasetyo
Senin, 18 Desember 2023 | 07:23 WIB
Muhaimin Iskandar Kunjungi Gedung Juang 45 Bekasi, Ini yang Ada di Sana [Dok Instagram @museumbekasi]

SuaraBekaci.id - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar pada hari ini, Senin (18/12) dijadwalkan melakukan kampanye Pilpres 2024 di Bekasi, Jawa Barat.

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin itu direncanakan bakal memulai hari di Bekasi pada pukul 08.30 WIB dengan berkampanye ke Gedung Guru, Kabupaten Bekasi, guna menghadiri acara silaturahmi dengan majelis taklim se-Bekasi.

Kemudian, Muhaimin bakal mengunjungi Gedung Juang 45, Kabupaten Bekasi, pada pukul 10.00 WIB untuk mengisi dialog tentang kesejahteraan para buruh.

Gedung Juang 45 atau yang lebih dikenal oleh warga Bekasi sebagai Gedung Juang Tambun merupakan salah satu situs sejarah yang berlokasi di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Lokasi persis Gedung Juang Tambun di Jalan Sultan Hasanudin Nomor 39, Tambun Selatan. Gedung ini merupakan saksi bisu perjuangan warga Bekasi melawan penjajahan Belanda.

Setelah sempat direnovasi dan selesai pada 2020, gedung ini kini beralih fungsi sebagai salah satu museum di Bekasi. Ada cerita menarik dari sejarah Gedung Juang 45 ini, seperti apa? Berikut ulasannya

Simbol Perjuangan Rakyat Bekasi

Gedung Juang Tambun awalnya dibangun di zaman kolonial Belanda. Gedung ini awalnya bernama Landhuis Tamboen. Gedung ini dibangun oleh Khouw Tjeng Kee dari keluarga Khouw.

Dikutip dari sejumlah literasi sejarah, keluarga Khouw ini keluarga Tionghoa Peranakan di Hindia Belanda yang merupakan bagian dari Cabang Atas.

Baca Juga: Sandiaga Buka Suara Soal Polemik 'Ndasmu Etik' Prabowo: Dua-duanya Mantan Saya, Gak Usah Kompor!

Cabang Atas merupakan golongan kasta ba-poco dalam bahasa Hokkien atau baba bangsawan dalan bahasa Melayu. Penyebutan frasa Cabang Atas pertama kali digunakan oleh sejarawan Indonesia zaman kolonial Liem Thian Joe dalam bukunya Riwajat Semarang.

Kembali ke sejarah Gedung Juang 45, setelah Khouw Tjeng Kee wafat, kepengurusan baik tanah partikelir maupun Landhuis Tamboen jatuh ke tangan putranya, Khouw Oen Hoei.

Saat perang melawan kolonial Belanda, Gedung Juang 45 yang dulu disebut Gedung Tinggi dijadikan tempat pertahanan oleh para pejuang kemerdekaan yang itu berpusat di wilayah Tambun dan Cibarusah.

Gedung ini juga menjadi tempat perundingan pertukaran tawanan antara Belanda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Pejuang kemerdekaan Indonesia dipulangkan oleh Belanda ke wilayah Bekasi dan tentara Belanda dipulangkan ke Batavia melalui Stasiun Tambun.

Saat Jepang datang ke Indonesia, Gedung Juang 45 pindah kepemilikan. Gedung ini kemudian dijadikan markas utama bagi penjajah Jepang. Dalam perjalanan sejarahnya, gedung ini sempat menjadi kantor Kabupaten Jatinegara pada 1945.

Singkat cerita, setelah Reformasi 1998, tepatnya pada 1999, gedung ini pernah menjadi kantor sekretariat Pemilu dan Dinas Kebersihan serta Pertamanan, serta Kantor Pemadam Kebakaran.

Load More