SuaraBekaci.id - Keputusan Penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menuai pro dan kontra dari sejumlah pihak, termasuk dari kalangan guru di Kota Bekasi.
Meski terkesan terburu-buru, beberapa guru mengaku setuju dengan kebijakan tersebut karena dinilai lebih efektif dalam mengembangkan minat dan bakat anak. Namun, beberapa juga mengaku tidak sepakat karena keputusan tersebut dianggap problematik.
Erma (27) seorang guru Biologi dan Matematika di salah satu SMA Swasta di Kota Bekasi mengatakan, penghapusan jurusan di SMA membuat siswa bisa memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat dan kemampuan mereka.
“Jadi siswa bisa lebih fokus untuk membangun pengetahuan yang relevan untuk minat dan rencana studi lanjutnya,” kata Erma kepada SuaraBekaci.id, Senin (29/7/2024).
Baca Juga:Breaking News! Bus Kemenhan Diduga Tabrak Pria Tunarungu di Bekasi
Erma juga meyakini, bahwa penghapusan jurusan di SMA juga akan menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan non-IPA dalam seleksi nasional mahasiswa baru.

“Dengan Kurikulum Merdeka, semua murid lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua program pendidikan (prodi) di perguruan tinggi melalui jalur tes tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika SMA atau SMK,” ucapnya
Dia pun berharap, ke depannya kurikulum yang baru ini dapat memajukan pendidikan Indonesia dan para siswa bisa lebih memahami pelajaran yang telah dipilih sesuai minat dan bakatnya.
Tanggapan positif dari penghapusan jurusan di SMA juga datang dari seorang guru Sejarah bernama Murni (30).
Dia mengaku setuju dengan kebijakan baru ini, karena penghapusan jurusan sangat mendukung persiapan siswa terhadap kelanjutan pendidikan tinggi dan karir siswa ke depannya.
Baca Juga:Gaya Sporty Tri Adhianto Saat Dapat Dukungan dari PKB di Pilkada Kota Bekasi
“Kebijakan ini juga sangat memudahkan siswa untuk lebih mengeksplorasi minat, bakat dan karirnya ke depan,” ujar Murni.