SuaraBekaci.id - Perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus selalu identik dengan berbagai kemeriahan, utamanya dengan perlombaan. Salah satu tempat yang kerap jadi lomba 17an adalah aliran Kalimalang
Di sana, setiap tahunnya berbagai perlombaan mulai dari panjat pinang, gebuk bantal, meniti bambu, hingga menyebrangi kali menggunakan sepeda bisa kalian temukan.
Aliran Kalimalang dengan panjang sekitar 60 kilometer dan melintang dari Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, hingga DKI Jakarta, yaitu Cipinang, Jakarta Timur, memiliki cerita menarik untuk diulas.
Menurut Sejarawan Bekasi, Ali Anwar, pada masa kolonial Belanda, kawasan Kalimalang merupakan kali alami yang sejatinya sering digunakan untuk perlintasan moda transportasi air.
Baca Juga:Cara Menghias Nasi Goreng untuk Lomba 17 Agustus, Cukup dengan 3 Bahan Ini
“Karena gak ada hambatan, perahu-perahu hilir mudik, jadi dari muara bisa sampai ke Bogor naik perahu atau naik getek,” kata Ali kepada SuaraBekaci.id, Kamis (10/8).
Selain itu, air kali yang bersih juga kerap digunakan untuk mencuci dan mengairi area perkebunan. Kondisi seperti itu terus berjalan hingga Indonesia merdeka.
Awal Mula Pembangunan Kalimalang
Kemudian, 12 tahun setelah Indonesia merdeka atau sekitar tahun 1957 aliran Kalimalang mulai dibangun. Pembangunannya berbarengan dengan waduk Jatiluhur, Purwakarta.
“Tahun 1957 (pembangunan Kalimalang) diawali dengan pembangunan waduk Jatiluhur. Waduk Jatiluhur memiliki dua fungsi, hal pertama 90 persen untuk pertanian dan 10 persen untuk air baku,” ujarnya.
Baca Juga:60 Rekomendasi Hadiah Lomba 17 Agustus Murah Meriah untuk Anak-Anak, Ibu-Ibu, dan Bapak-Bapak
Seiring berjalannya waktu, lahan pertanian yang semakin sedikit membuat waduk Jatiluhur mengalami perlaihan fungsi, yakni 10 persen untuk lahan pertanian sementara 90 persennya digunakan untuk air baku atau air minum.