SuaraBekaci.id - Cuaca panas yang melanda di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir menurut peniliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol bisa mengancam ketahanan pangan dan sektor pertanian.
Menurut Faisol, dampak perubahan akibat naiknya suhu bumi yang dapat dirasakan langsung oleh petani yakni berkurangnya suplai air dan ancaman kekeringan.
Sumber air yang memadai dan didukung infrastruktur jadi faktor utama untuk memperkuat sektor pertanian.
“Ketersediaan air sangat penting untuk hasil pertanian dan memastikan keamanan pasokan makanan kita. Oleh karena itu, air harus memiliki kualitas dan kuantitas yang cukup,” ungkap Faisol seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga:Langkah Kementan Hadapi Kekeringan Ekstrem
Faisol sebut sektor pertanian menyerap sekitar 70 persen dari semua sumber daya air tawar, sehingga menjadikannya penyebab sekaligus bisa menjadi korban dari kelangkaan air.
Tingkat konsumsi ini, jika tidak dikendalikan, akan merusak ekosistem dan menghabiskan persediaan air untuk penggunaan lain.
Adapun infrastruktur irigasi utama Indonesia terdiri dari bendungan yang dikelola pemerintah yang menyediakan irigasi, air baku untuk industri dan perumahan, serta listrik.
Pemerintah membangun dan merawat saluran air yang merupakan bagian dari sistem irigasi primer dan sekunder. Beberapa hasil studi mengungkapkan, dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang tidak melakukan adaptasi akan meningkatkan kebutuhan air hingga 40 persen.
Manajemen penggunaan air dan sistem pertanian yang inovatif merupakan dua cara paling penting untuk mengatasi tantangan kelangkaan air. Metode irigasi yang efektif juga dapat diterapkan untuk menghemat limbah dan meningkatkan hasil pertanian.
Baca Juga:DIY Mulai Masuki Musim Kemarau, Peneliti UGM Minta Manajemen Risiko Kekeringan Diperbaiki