"Tidak pernah ada keraguan. Dia baik, sederhana, dan pendiam," kata wanita berusia 22 tahun itu.
Akibat pembatalan sepihak tersebut, Nur mengatakan uang untuk upacara pernikahan mulai dari biaya sandang, pangan, hantaran, dan cinderamata untuk para tamu "terbakar" begitu saja.
Sementara itu, pembayaran untuk make-up artist (MUA) dan fotografer dapat dikembalikan tanpa uang muka.
"Bagi saya, jika Anda tidak ingin melanjutkan, Anda dapat memberitahu saya dengan baik dan sejak dini," ucap Nur yang bekerja sebagai eksekutif pemasaran di sebuah perusahaan.
"Kami menelepon orang tua kami dan mengatakan kami tidak bisa melanjutkan. Rasa sakit di awal tidak separah ketika semua persiapan diselesaikan," katanya lagi.
Padahal, segala hal untuk pernikahan itu sudah siap. Mulai dari tenda yang sudah dipasang, cincin yang telah siap, serta rumah Nur yang sedang dicat karena dirinya hendak menikah.
Tentu kejadian tersebut membuatnya sedih bukan main, Nur mengatakan dia memilih untuk tenang dan tidak memaksakan diri untuk menghadapi ujian yang sama sekali tak pernah terbayangkan.
"Saya merasa jika saya terus berduka untuk orang-orang yang tidak menguntungkan saya itu adalah hal yang sia-sia. Saya harus memaksakan diri untuk menjadi kuat," kata Nur.
Usai masalah itu, Nur mengatakan hanya menghabiskan waktu bersama keluarga di desanya di Sungai Petani, Kedah, Malaysia.
Tak hanya itu, Nur juga mengaku akan berhenti bekerja di Hulu Langat dan hendak kembali ke ayahnya di desa.