SuaraBekaci.id - Kawasan Kabupaten Bekasi selama ini dikenal sebagai wilayah yang memiliki kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara.
Mirisnya, hal itu tak menjadi jaminan Kabupaten Bekasi terhindar dari masalah pengangguran.
Menurut anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Hendra Cipta Dinata menjelaskan, angka pengangguran di Kabupaten Bekasi saat ini berjumlah 250.000 orang.
Kondisi ini bisa berdampak ke angka kriminalitas menjadi tinggi serta pembangunan Kabupaten Bekasi menjadi terhambat.
Baca Juga:Pengangguran Friksional: Pengertian, Penyebab dan Tips Agar Dapat Kerja
"Angka pengangguran tinggi karena perusahaan membatasi dalam penerimaan karyawan yang bekerja pada usia 23-25 tahun," kata Hendra, mengutip dari Bekasi24jam--Jaringan Suara.com, Sabtu (26/2).
Dikatakan oleh Hendra, meski ada 7000 pabrik yang berdiri di Kabupaten Bekasi namun daya serap tenaga kerjanya hanya 10-15 persen.
Persoalan ini, kata Hendra, menjadi tugas bersama untuk meningkatkan sumber daya manusia yang unggul. Sehingga tenaga kerja lokal dapat bersaing dengan daerah lain.
"Ini sangat miris padahal daya tampung atau serap pabrik mencapai 1.5 juta orang. Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang unggul, Pemkab Bekasi tengah mengusulkan dan mendorong kampus negeri atau universitas negeri di Kabupaten Bekasi," tegasnya.
Data dari Polres Metro Bekasi per tahun 2020 total kasus kriminal di Kabupaten Bekasi mencapai 1.555 kasus. Sedangkan di tahun 2021 menurun 1.365 kasus.
Baca Juga:Pemerintah Klaim Kurangi Lebih dari 600 Juta Pengangguran dalam Setahun
Kasus pencurian kendaraan bermotor naik hampir 52,77 persen di tahun 2020. Di tahun 2019 ada 34 kasus sedangkan di tahun 2020 mencapai 72 kasus pencurian kendaraan bermotor.
Selain itu, kasus pencurian dengan pemberatan di tahun 2020 mengalami kenaikan hampir 33,96 persen. Dari 2019 ada 70 kasus menjadi 106 kasus di tahun 2020.