Cara Atasi dan Menerima Saat Jadi Korban Ghosting

pastinya ini menjadi sesuatu yang menyebalkan saat tiba-tiba seseorang tidak berkabar, menghilang begitu saja.

Lebrina Uneputty
Sabtu, 04 Desember 2021 | 19:05 WIB
Cara Atasi dan Menerima Saat Jadi Korban Ghosting
Ilustrasi (pexels)

SuaraBekaci.id - Belakangan istilah ghosting sering banget kita dengar. Ghosting adalah kata dari Bahasa Inggris yang berarti bayangan. Arti itu kemudian dijadikan bahasa gaul saat ini yang memiliki makna, saat seseorang tiba-tiba menghilang tanpa kabar seperti hantu atau bayangan.

Kembali tentang Ghosting, pastinya ini menjadi sesuatu yang menyebalkan saat tiba-tiba seseorang tidak berkabar, menghilang begitu saja.

Tips mengatasi dan menerima saat jadi korban ghosting

Meski rasa sakit dan kecewanya tak bisa hilang dalam waktu singkat. Kamu bisa mempercepat pemulihan dengan beberapa tips berikut.

Ketika jadi korban, berhenti menyalahkan diri sendiri. Kebanyakan ghosting dipicu oleh pelaku sendiri. Ghosting bahkan identik dengan ketidakdewasaan pelaku atau trauma masa lalu

Anggap sebagai anugerah. Kamu jadi tahu mana orang yang layak diperjuangkan dan yang tidak lebih cepat.

Bicarakan dengan orang yang kamu percaya atau tumpahkan dengan menuliskannya di buku harian pribadi

Kamu boleh menantang sang pelaku dengan menanyakan alasan mereka memutus komunikasi tanpa penjelasan jelas. Namun, jangan berharap banyak mereka bakal merespon sesuai harapanmu.

Setelah berhasil dengan tips di atas, mari mengenal beberapa alasan umum seseorang melakukan ghosting berikut.

 Alasan orang melakukan ghosting

Mereka menghindari konflik atau konfrontasi denganmu. Bisa saja pembicaraan terakhir kalian dirasa terlalu bertentangan dengan apa yang mereka yakini

Ghosting lebih mudah dan nyaman ketimbang menjelaskan perasaan atau alasannya padamu terlebih dahulu

Mereka nggak yakin dengan perasaannya dan memilih untuk menghindar saja

Mereka tak lagi tertarik untuk mengenal dan membina hubungan denganmu, tetapi yakin kalau lebih baik melakukan ghosting ketimbang bicara jujur pada calon korbannya. Berharap si korban sudah menangkap sinyal mereka tersebut

Pelaku merasa tidak mendapat tempat yang nyaman untuk mengekspresikan perasaan mereka

Takut mengecewakan orang lain

Pelaku merasa tidak bisa memenuhi kebutuhan lawan bicaranya dan akhirnya merasa kurang percaya diri

Pelaku memiliki trauma sendiri karena batasnya sering dilanggar orang lain dan akhirnya memilih untuk menjauh dari lawan bicara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini