Perkampungan Setu Babakan, Ragam Cara Dilakukan untuk Melestarikan Budaya Betawi

Dengan demikian, roda pelestarian Betawi jadi lebih terpatri.

Lebrina Uneputty
Senin, 20 September 2021 | 10:10 WIB
Perkampungan Setu Babakan, Ragam Cara Dilakukan untuk Melestarikan Budaya Betawi
Perkampungan Setu Babakan, Ragam Cara Dilakukan untuk Melestarikan Budaya Betawi (Antara)

SuaraBekaci.id - Di tengah impitan pandemi COVID-19, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan tak berdiam diri. Perkambungan yang berada di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan  ini terus melancarkan berbagai program untuk melestarikan budaya Betawi.

Beragam cara digalakkan pengelola melestarikan budaya asli Jakarta itu. Salah satunya, optimalisasi keberadaan museum Betawi di tengah perkampungan, yang saat ini masih belum banyak koleksi.

Ditetapkan sebagai cagar budaya pada 18 Agustus 2000 oleh Sutiyoso atau Bang Yos, Gubernur DKI kala itu, kampung ini pun seketika menjadi Ikon Betawi. Statusnya yang menjadi ikon budaya Betawi di Ibu Kota Jakarta membuatnya terus berbenah diri.

Dengan status yang melekat itu, Setu Babakan diharapkan bukan hanya dikenal sebagai Kampung Betawi saja.

Akan tetapi, Ia menjadi sentra edukasi bagi masyarakat untuk menggunakan seni budaya Betawi, mengakarnya adat istiadat, hingga melestarikan ciri khas alamnya.

Pengelola pun membuka pintu bagi warga mendonasikan koleksi barang-barang bernuansa Betawi. Nantinya itu dijadikan sebagai media edukasi.

Tak hanya itu, ‘pojok kampung cerita’, salah satu program edukasi, yang bercerita tentang legenda dan kebiasaan adat di kampung ini dimunculkan setiap minggunya melalui tayangan digital.

Selain mengobati rasa rindu karena pandemi, tayangan itu juga ditujukan untuk mengedukasi warga.

Lewat itu pula, warga dapat mengetahui budaya Betawi yang barangkali dapat diaktualisasikan dalam aktivitas sehari-hari.

Dengan demikian, roda pelestarian Betawi jadi lebih terpatri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini