Galih Prasetyo
Rabu, 03 April 2024 | 17:59 WIB
Terkuak! Rahasia Jasa Tukar Uang Jelang Lebaran di Kalimalang: Semua Satu Bos di Mangga Besar [Suara.com/Mae Harsa]

SuaraBekaci.id - Sepekan terakhir jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, deretan orang-orang yang menawarkan jasa penukaran uang mulai nampak di sepanjang Jalan KH. Noer Ali, Kalimalang, Kota Bekasi.

Pantauan SuaraBekaci.id di lokasi, bermodalkan bangku dan meja kecil, para penjaja jasa tukar uang ini menjajakan uang kertas baru dengan berbagai pecahan mulai dari Rp2 ribu hingga Rp20 ribu.

Panas terik matahari serta debu dari kendaraan yang melintas nampaknya tak sedikitpun dipermasalahkan oleh mereka. Beberapa dari mereka mengaku, rela berpanas-panasan demi keuntungan yang mereka dapatkan dari jasa tukar uang itu.

Baca juga:

Salah satu pria berinisial A (49) mengatakan, dirinya telah 15 tahun berbisnis jasa tukar uang. Setiap dua minggu jelang lebaran, dirinya sudah dipastikan akan mangkal menjajakan uang kertas baru di sepanjang Jalan KH. Noer Ali.

A mengaku, sehari-hari dia adalah pengemudi ojek online kendaraan roda empat. Namun, sejak 1 minggu lalu dirinya telah libur dari pekerjaan utamanya dan beralih menjadi penjaja jasa tukar uang.

Menurut A, keuntungan dari jasa tukar uang ini lebih menggiurkan ketimbang saat dia menjadi pengemudi ojek online.

"Saya juga nge-grab mobil, saya gak nge-grab dulu dua minggu ini, karena ini (jasa tukar uang) penghasilannya lebih gede daripada nge-grab," kata A saat ditemui di lokasi, Rabu (3/4/2024).

A tak seorang diri melakoni bisnis jasa tukar uang ini, sang istri pun kini akhirnya ikut menjadi penjaja jasa tukar uang baru. Titik lokasi tempat A menjajakan jasa tukar uang itu hanya berjarak sekitar 50 meter dari sang istri.

Baca Juga: Pemudik Wajib Waspada! BMKG Prediksi Hujan Lebat Terjadi di Jalur Mudik Lebaran 2024

Baca juga:

A menceritakan, dirinya memerlukan modal hingga Rp100 juta untuk membuka jasa penukaran uang ini. Adapun, uang-uang kertas baru berhasil ia dapatkan dari seseorang yang ia panggil 'BOS'.

"Kalau saya belanja (uang kertas baru) dari bos. Jadi ada bosnya makanya duitnya bal-balan," ungkapnya.

Dari seseorang yang ia sebut ‘BOS’, A membeli uang kertas baru dengan tambahan biaya 10 persen. Misal, ia belanja uang kertas baru Rp50 juta maka uang yang harus dibayarkan senilai Rp55 juta.

Nantinya, ia akan menawarkan uang kertas baru itu kepada pelanggan dengan tambahan biaya jasa sebesar 15 persen.

“Saya ini pokoknya misal belanja sejuta, saya kasih (bos) 100 ribu. Kan saya jual 15 ribu, buat saya 5 ribu,” ujarnya.

Load More