Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 01 November 2023 | 10:20 WIB
5 Fakta Kasus Bullying di Tambun hingga Membuat Kaki Korban Diamputasi, Sekolah Bantah Perundungan (Suara.com/Mae Harsa)

SuaraBekaci.id - Fatir Arya Adinata (12) kini terbaring dan mendapat perawatan intesif di RS Kanker Dharmais, Jakarta. Fatir adalah siswa SDN Jatimulya 09 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi yang jadi korban bullying hingga membuat kakinya diamputasi.

Ibunda Fatir, Diana Novita mengungkap kaki anaknya itu harus diamputasi setelah sebelumnya mendapat luka di bagian lutut. Luka itu, kata Diana didapat sang anak setelah diselengkat oleh rekannya di sekolah.

Fatir sempat disiagnosis mengalami kanker tulang. Diana memastikan, pihak dokter yang menangani putranya mengatakan bahwa kanker tulang yang dialami Fatir dipicu oleh peristiwa jatuhnya Fatir saat diselengkat temannya.

“Iya ada (penjelasan dokter), pemicunya (kanker tulang) karena terjatuh, benturan,” ucapnya.

Baca Juga: Fatir Bocah di Tambun Jadi Korban Bullying hingga Kaki Diamputasi, Wali Kelas Cengengesan: Hem, Apa Yah

Setelah visit dan konsultasi ke tiga rumah sakit kata Diana, jalan terakhir untuk kesembuhan Fatir satu-satunya hanyalah melakukan amputasi pada bagian kakinya.

Lantas seperti apa kasus bullying ini terjadi hingga membuat kaki Fatir harus diamputasi? Berikut 5 fakta kasus bullying di Tambun hingga membuat kaki korban diamputasi

Fatir Diselengkat

Diana Novita menerangkan kronologis awal saat Fatir mengalami luka di lutut akibat diselengkat oleh rekannya di sekolah. Diana menyebut bahwa saat itu, Fatir diajak oleh 5 orang temannya jajan.

Di tengah perjalanan, Fatir diselengkat oleh salah satu temannya hingga terjatuh dan membuat tangannya luka serta memar di bagian lutut.

Baca Juga: Bantah Ada Bullying kepada Fatir, Wakepsek SDN Jatimulya 09 Lempar Senyum Saat Ceritakan Kronologis

Menurut Diana, bukannya ditolong, rekan Fatir malah menertawakan. Selain itu, Fatir juga diminta rekannya untuk tidak menceritakan hal tersebut ke pihak manapun, termasuk ke wali kelas.

Tiga hari usai terjatuh, sakit kaki yang dialami Fatir semakin parah hingga membuatnya tak bisa berjalan. Saat itulah, Diana baru mengetahui bahwa sang anak diduga mengalami perundungan.

“Karena setelah tiga hari itu Fatir tidak bisa berjalan, sakit kakinya. Dari situ lah saya pengobatan Fatir, sehingga terjadi lah amputasi ini, perjalanan yang cukup panjang,” ujarnya.

Fatir kerap diolok-olok

Diana juga membeberkan bahwa Fatir ternyata selama ini juga kerap mendapat bullying dalam bentuk ejekan dan olok-olok. Sejumlah kalimat ejekan kerap dilontarkan rekan Fatir.

“Sebelum itu (jatuh) sering di olok-olok ‘anak mamah, sok kegantengan’ kaya gitu, karena anak saya sering maju (di kelas) menjatuhkan mentallah ya,” ujar Diana saat dikonfirmasi wartawan termasuk SuaraBekaci.id, Selasa (31/10).

Terkait ejekan dan olok-olok ini, pihak sekolah yakni wali kelas Fatir, Sukaemah menyebut hal tersebut sebagai hal biasa dilakukan anak didiknya.

“Mungkin kalau bercanda-bercandaan ‘ah lu jelek, ah lu hitam’ mungkin ya namanya sudah kelas 6, sudah biasa kayanya juga," ucap Sukaemah yang juga Wakil Kepala Sekolah SDN Jatimulya 09 tersebut.

Sukaemah pun bantah bahwa Fatir adalah korban perundungan. Menurutnya hal itu hanya bercandaan.

“Bercanda ya itu, bukan yang dirundung. Kalau dirundungkan beda lagi ya kekerasan,” ucapnya.

Minta maaf via WA

Kasus yang dialami Fatir ini pun membuat pihak keluarga akhirnya melapor ke Polres Metro Bekasi pada April 2023. Diana mengatakan bahwa sebelum melapor, pihaknya sudah melakukan tiga kali mediasi namun selalu buntu.

Bahkan kata Diana, salah satu keluarga dari rekan Fatir tidak pernah meminta maaf langsung kepada dirinya. Permintaan maaf justru dilakukan hanya via WhatsApp.

“Permintaan maaf itu dari salah satu yang selengkat Fatir itu, sayangnya via WA ya,” ucapnya.

Diana berharap, dengan tindakan hukum yang diambilnya, tindakan bullying tak lagi terjadi pada anak-anak yang lain.

“Harapan saya tidak ada lagi korban bully, cukup di Fatir saja,” tegasnya.

Fatir bukan anak bodoh

Pihak sekolah lewat wali kelas Fatir, Sukaemah tetap bersikukuh bahwa tidak ada bullying dan tindak perundungan kepada anak didiknya tersebut.

Selain menganggap olok-olok kepada Fatir sebagai hal wajar dan sudah terbiasa dilakukan anak murid kelas VI, Sukaemah mengaku tidak pernah mendapat laporan.

Kata Sukaemah, selama ini dirinya tidak pernah mendapati laporan dari Fatir terkait perundungan atau ejekan yang dilakukan oleh temannya.

“Fatir itu kan bukan anak bodoh, anak pintar, anak cerdas, anak soleh. Pasti kalau dia diginiin (diejek) temannya pasti dia ngomong sama gurunya. Tapi selama ini gak ada (laporan),” jelasnya.

Klaim bercanda itu juga ditegaskan Sukaemah saat peristiwa selengkatan kaki kepada Fatir.

“Dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda-bercanda nah tanpa sengaja selengkatan, jatuh,” ucapnya.

“Mereka bercanda-bercanda, main terus jajan. Jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh ya, ini mereka jajan terus selengkatan kaki, nah satu orang ke Fatir jatuh,” sambungnya.

Kaki Fatir diamputasi

Diana Novita mengungkap usai putranya diselengkat oleh teman sekolahnya, Fatir mengalami masalah serius pada bagian lutut kakinya.

Berbagai upaya dilakukan Diana untuk kesembuhan Fatir, bahkan sampai harus membawa sang putra ke tiga rumah sakit untuk menjalani sejumlah pemeriksaan mulai dari rontgen, hingga MRI.

Fatir sempat didiagnosis mengalami kanker tulang. Diana memastikan, pihak dokter yang menangani putranya mengatakan bahwa kanker tulang yang dialami Fatir dipicu oleh peristiwa jatuhnya Fatir saat diselengkat temannya.

“Iya ada (penjelasan dokter), pemicunya (kanker tulang) karena terjatuh, benturan,” ucapnya.

Dari hasil permeriksaan di tiga rumah sakit juga menyatakan hasil yang sama, yakni jalan terakhir untuk kesembuhan Fatir satu-satunya hanyalah melakukan amputasi pada bagian kakinya.

Load More