Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Sabtu, 04 Maret 2023 | 22:14 WIB
Salah satu warga Desa Pantai Bahagia, Tumpang (48) sedang menunjukan lokasi sawah miliknya yang terendam banjir di RT 02 RW O1, Desa Pantai Harapan Jaya, Muaragembong, Kabupaten Bekasi (Suara.com / Danan Arya)

SuaraBekaci.id - Banjir yang merendam Desa Pantai Harapan Jaya, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada sepekan terakhir menyebabkan beberapa petani harus menderita melihat sawah garapannya rusak.

Banjir menerjang wilayah Desa Pantai Harapan Jaya, Muaragembong, Kabupaten Bekasi sejak Minggu 26 Februari 2023. Selain intensitas curah hujan yang tinggi, banjir juga disebabka karena luapan sungai Ciherang.

Di desa ini setidaknya tercatat ada 30 warga yang berprofesi sebagai petani, salah satunya Tumpang (48). Pria paruh baya ini mengungkapkan bahwa lahan miliknya seluas 7000 meter harus terendam banjir.

"Lahan 7000 meter, itu padi gua kerendem," kesal Tumpang saat ditemui SuaraBekaci.id, Sabtu (04/03).

Baca Juga: Keluh Kesah Warga Muaragembong yang Sepekan Terendam Banjir, Aktivitas Lumpuh

Tumpang menceritakan bahwa dia sudah menggerap sawahnya sejak akhir Januari 2023, akan tetapi banjir membuat Tumpang harus telan pil pahit. Sawah garapan rusak dan akibatkan gagal panen.

Kondisi banjir yang menggenangi Desa Pantai Harapan Jaya, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Banjir di Desa Pantai Harapan Jaya sudah berlangsung satu pekan, Minggu (4/3/2023). (Suara.com / Danan Arya)

"Nanam (bertani) kemarin bulan 1 tanggal 27,lah sekarang udah gagal total," ujar Tumpang.

Tumpang hanya bisa pasrah meratapi sawah garapan miliknya yang rusak dan gagal panen. Ia mengaku sudah habiskan uang jutaann rupiah.

Uang jutaan rupiah yang didapat Tumpang dari pinjaman ke bank. Uang itu jadi modal untuk Tumpang membeli bibit padi serta pupuk.

"Kepala udah nyut-nyutan (pusing), duit Rp 5 juta mah gede, mana boleh minjem sama bank," ratap Tumpang.

Baca Juga: Hanya Berjarak 2 Km dari Kantor Pemkot Bekasi, Pemukiman Ini Kerap Banjir Selama 3 Tahun

Saat ini Tumpang memilih bertahan di warung klentong tiga petak yang juga sebagai tempat tinggalnya, dia enggan untuk mengungsi meski air sudah masuk kedalam rumahnya.

"Ya rumah kita, segini doang mau ngungsi ke mana nanti yang ada warung enggak ada yang jagain," katanya.

Sementara itu, Sekretatis Desa Pantai Harapan Jaya Murdani mengatakan bahwa pihaknya telah mendirikan tenda yang disediakan untuk para pengungsi di Kantor Desa.

Akan tetapi, Murdani menyebut sejak awal banjir, warga enggan untuk tinggal di tenda pengungsian dan lebih memilih bertahan di rumahnya. Mereka beralasan sudah terbiasa dengan banjir.

"Wah kemarin kita buka pengungsian, warga kebanyakan enggak pada mau ngungsi, kita buka tenda di kantor desa, di sini juga buka kosong isinya mereka karena sudah terbiasa kali ya," jelas Murdani kepada.

Murdani menjelaskan bahwa kawasan tersebut memang sudah menjadi langganan banjir. Hal ini yang membuat warga Desa Pantai Bahagia terbiasa dengan banjir yang datang saat musim penghujan.

"Disini mah bukan tahunan lagi, tapi udah langganan," ujar Murdani.

Kontributor : Danan Arya

Load More