Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Senin, 15 Agustus 2022 | 22:00 WIB
Muhammad Usman atau Kong Usman, salah satu veteran keturunan Tionghoa asal Bekasi yang gemar hisap klobot (Suara.com/Danan Arya)

SuaraBekaci.id - Muhammad Usman atau yang lebih dikenal dengan nama Kong Usman merupakan salah satu veteran kemerdekaan Indonesia yang memiliki darah Tionghoa.

Kong Usman mengaku bahwa usianya sudah satu abad alias 100 tahun meski dirinya mengaku lupa kapan dia lahir. Selama perang kemerdekaan Indonesia, Kong Usman menjadi bagian dari pasukan Hisbullah, pimpinan tokoh Bekasi, KH Noer Ali.

Meski mengaku usianya hampir 100 tahun, tak ada tanda-tanda bahwa Kong Usman menua. Suaranya masih menggelar saat bercerita soal perjuangannya melawan para penjajah.

Muhammad Usman atau Kong Usman, salah satu veteran keturunan Tionghoa asal Bekasi yang menjadi murid dari KH Noer Ali (Suara.com/Danan Arya)

Di sela-sela ia bercerita soal perjuangan dirinya melawan penjajah, Kong Usman dengan telaten akan melinting klobot, rokok dengan kerttas kulit jagung kering, dilinting dengan daun tembakau.

Baca Juga: Kong Usman, Veteran Tionghoa Murid KH Noer Alie yang Masih Gagah Bersuara

Sambil menghisap klobot dengan mantab, Kong Usman juga sempat bernyanyi lagu berbahasa Jepang. “gua masih jadi Seinendan waktu itu,” ucap Kong Usman sambil hebuskan asap Klobotnya.

Meski saat ini Kong Usman duduk di kursi roda karena sempat terjatuh di kamar mandi, dua tahun lalu, ia selalu memancarkan mimik gembira saat mengingat perjuangannya.

Menyelamatkan Nyawa Rekannya di Sungai Penuh Buaya

Salah satu peristiwa yang selalu diingat oleh Kong Usman saat ia berjuang ialah pertempuran di Kali Abang-Bungur, Kota Bekasi.

Kong Usman mengingat bahwa ia sempat menyelamatkan nyawa rekannya bernama Usman. Rekannya itu kata Kong Usman sempat tertembak di area punggung sebelah kanan.

Baca Juga: Sambut HUT ke-77 RI, Veteran di Lampung Dapat Hibah Rp 200 Juta

“Masih di Kali Abang Bungur, di belakangnya kaya sungai gitu. Saat di situ, di tembak tuh Salam sama Belanda,” cerita Kong Usman

Tembakan itu menyebabkan rekan seperjuangan Kong Usman terpental hingga masuk ke dalam sungai.

Melihat rekannya yang jatuh ke sungai, gerak cepat Kong Usman langsung masuk ke sungai tersebut untuk menolong temannya.

Padahal kata Kong Usman, sungai itu dulunya kata banyak orang dihuni oleh banyak buaya.

“nyebur gua turun, gua taekin ininya (punggung belakang) kalau ngga di tulungin mah mati, udah Wasalam. Gua takut, takut karena katanya ada buayanya. Udah naek, gua bawa dah ke belakang,” Ucap Kong Usman

Kong Usman mengaku pernah tertembak di bagian bokong sebelah kiri yang hingga saat ini masih meninggalkan bekas di tubuhnya.

Muhammad Usman atau Kong Usman, salah satu veteran keturunan Tionghoa asal Bekasi yang menjadi murid dari KH Noer Ali (Suara.com/Danan Arya)

“Ini bokong gua nih ngerasain, ini ada bekasnya masih,”

Saat ditanya mengapa ia bisa tertembak, Kong Usman sambil seloroh mengatakan bahwa saat itu ia hanya main adu tembak melawan penjajah. “Lagi berjuangan main tembak-tembakan,” katanya.

Saat tertembak dirinya tidak langsung mendapkan perawatan akan tetapi masih terus melawan. Ia mengaku saat itu, luka tembak itu belum dirasakannya.

“Terus pas gua ketembak nggak berasa itu, ngga berasa perih terus ngelawan gua terus dor dor dor dor,” kenang Kong Usman

Awal perjuangan Kong Usman di mulai saat ia bergabung ke organisasi bentukan Jepang, Seinendan.

Punya bekal militer dengan menjadi anggota Seinendan, Kong Usman kemudian menjadi murid kesayangan dari KH Noer Ali. Kong Usman kemudian ditempatkan KH Noer Ali sebagai pemimpin pasukan di Perang Pasca Kemerdekaan Indonesia.

Kong Usman menceritakan bahwa ia memiliki 200 pasukan saat itu. “Lah emang itu (setelah) merdeka, gua jadi tentara terus, tentara kiai Noer Ali,” ucapnya.

Kontributor : Danan Arya

Load More