SuaraBekaci.id - Jasmerah, kata terkenal dari Proklamtor Soekarno memiliki arti, “jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Pesan penting dari Bung Karno kepada generasi muda agar tak pernah melupakan sejarah, dan mereka para pahlawan yang berjuang agar bangsa ini merdeka.
Mengenang dan kembali melihat sejarah perjuangan menjadi salah satu cara untuk menghargai jasa-jasa mereka yang rela bertaruh nyawa demi kemerdekaan Indonesia.
Di era perjuangan kemerdekaan Indonesia, setiap wilayah memiliki pejuang yang berani berkorban nyawa serta harta melawan para penjajah. Di Bekasi, ada sosok bernama Muhammad Usman atau yang lebih dikenal dengan nama Kong Usman.
Kong Usman ialah veteran kemerdekaan Indonesia asal Bekasi yang juga murid dari pahlawan KH Noer Ali. Usman merupakan bagian dari pasukan Hisbullah pimpinan KH Noer Ali yang berjuang melawan penjajah di Bekasi.
Saat ditemui Suara Bekaci di kediamannya di Kampung Pintu Air, Kota Bekasi, Kong Usman bercerita soal perjuangannya dan latar belakang dirinya yang masih memiliki garis keturunan Tionghoa.
"Siapa bapak gua, bapak gua dari negeri (Tionghoa), ia tiga bersaudara. Saudara yang pertama perempuan Tancitno, adeknya lelaki namanya Tankiphok. Yang ketiga bapak gua namanya Tanapyang. Mereka bersuadara bertiga dari negeri itu (Tionghoa)," cerita Kong Usman.
Tiga bersaudara itu lanjut cerita Kong Usman kemudian mencoba mengadu nasib ke Indonesia. Ketiga berangkat menuju ke Indonesia dengan menumpang kapal laut milik Belanda.
Sebelum memutuskan untuk berangkat ke Indonesia, ketiga saudara ini kata Kong Usman berdebat. Saudara perempuan dari ayah Kong Usman merasa ragu untuk bisa berangkat ke Indonesia karena mereka tak memiliki uang.
“Tancitno bilang “ogah gua nggak punya ongkos”, “ongkos mah gampang” kata bapak gua. Kita ada akal tinggal numpang kapal layar, yang narik belanda, yaudah gua nurut kata Tancitno kalau lu sanggup ongkosnya mah, sanggup gua kata bapak gua,” kenang Kong Usman.
Baca Juga: Penghormatan untuk Pejuang dr Saiful Anwar
Singkat cerita, begitu tiba di Indonesia, ayah Kong Usman mulai mencoba memperbaiki nasibnya. Ia memiliki keahlian dalam berdagang.
Ayah Kong Usman memilih bidang usaha yang cukup unik pada saat itu, yakni menjual alat penunjuk waktu, seperti jam tangan dan alat penunjuk waktu lainnya.
“Usaha bapak gua, tukang bikin jam tangan tukang bikin arloji, arloji loceng dulu namanya loceng terus beker itu usaha bapak gua,” kata Kong Usman.
Bakat usaha dari sang ayah, juga menurun kepada Kong Usman. Setelah Indonesia terbebas dari penjajah, Kong Usman sempat berjualan ayam ke restoran-restoran sebagai mata pencariannya
“Pedagang ayam ngirim ke jatinegara, ke rumah makan besar-besar. Dia kalau belanja ayam itu bisa truk-trukan” ucap Ahmad Dumyati, anak Kong Usman.
Perjuangan Kong Usman Melawan Penjajah
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Bekasi Gelar Pesona Nusantara dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
-
Transformasi BRI: 130 Tahun Berjalan, Terus Membangun Inklusi Keuangan Berkelanjutan
-
Angkutan Motor Gratis Jelang Nataru KAI, Cek Rute dan Syaratnya di Sini!
-
BRI Perkuat Tanggap Bencana Banjir Sumatra Lewat BRI Peduli
-
Terbongkar! Ini Alasan Parkir di Polda Metro Jaya Wajib Bayar