Galih Prasetyo
Kamis, 24 Februari 2022 | 12:50 WIB
Proses evakuasi korban kebakaran di Ponpes Miftahul Khoirot Karawang, Senin (21/2) (@cellicanurrachadiana)

SuaraBekaci.id - Kebakaran di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat mengakibatkan 8 santri meninggal dunia.

Diduga kejadian nahas itu terjadi disebabkan akibat korsleting listrik kipas angin di kamar santri. Akibatnya timbulkan percikan api yang kemudian menyambar ke kasur para santri.

Percikan api yang bersumber dari colokan kipas angin tersebut kemudian jatuh ke kasur hingga terjadi kebakaran.

Ketika itu api sangat cepat menyambar ke kamar lainnya, hingga membakar sebagian bangunan pondok pesantren tersebut.

Baca Juga: Delapan Santri Tewas Saat Kebakaran di Ponpes Miftahul Khoirot, Polisi Periksa Lima Saksi dan Olah TKP

"Itu semua merupakan informasi awal ya. Jadi kebakaran bermula di sebuah kamar lantai pesantren yang banguna nya masih kayu," ucap Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono.

Hingga Senin (21/2) malam, tujuh dari delapan korban berhasil diidentifikasi. Korban mayoritas berusia kurang dari 15 tahun.

Sementara itu, tetangga salah satu petugas damkar yang diturunkan dalam peristiwa memilukan di Ponpes Miftahul Khoirot, Karawang mempunyai cerita tersendiri.

Lewat unggahan Instastroy di akun Instagram pribadinya, tetangga petugas damkar menceritakan momen saat mereka memadamkan api.

"Kebetulan yang menjadi damkar saat itu tetangga saya yang bagian piket. Karena beliau bertugas di damkar Karawang," tulis si pengunggah @Mr.Cahya yang dibagikan ulang oleh akun @infokrw, Kamis (24/2).

Baca Juga: Ponpes Miftahul Khoirot Karawang Kebakaran, Wagub Jawa Barat Beri Bantuan Uang Tunai

"beliau menceritakan tentang apa yang di temukan di lokasi saat mengerjakan tugas mulianya. Ternyata santri-santri yang meninggal itu bertumpuk 6 orang tandanya mereka saling melindungi satu sama lain dan yang paling bawah adalah anak yang paling kecil di lindungi dan yang paling teratas pengurusnya,"

Masih dari informasi pengunggah tersebut, menurutnya para petugas damkar menyebut bahwa saat mengevakuasi jenazah tidak tercium bau tidak sedap.

"Tapi mencium wangi yang amat sangat wangi tercium oleh hidung petugas damkar. Ini sebagai bukti bahwa ahlul quran pasti syahid," tulis si pengunggah.

Postingan soal kesaksian ini pun menjadi ramai dibanjiri komentar oleh para warganet. Salah satu warganet juga menuturkan bahwa saat ke TKP ia merasakan sangat pedih.

"Tadi bertugas ke TKP, ngeliat sisa reruntuhannya aja pedih," tulis akun @gar***

"Semoga keluarga korban diberikan keikhlasan & ketabahan," tambah warganet lainnya.

Load More