Miris! Siswa SD di Medan Satria Kota Bekasi Diduga Cabuli 9 Bocah

Seorang siswa kelas 2 SD di wilayah Medan Satria, Kota Bekasi diduga mencabuli 9 anak laki-laki di bawah usia 8 tahun.

Galih Prasetyo
Selasa, 10 Juni 2025 | 22:41 WIB
Miris! Siswa SD di Medan Satria Kota Bekasi Diduga Cabuli 9 Bocah
Ilustrasi pelecehan seksual anak (pixabay.com/Gerd Altmann)

SuaraBekaci.id - Seorang siswa kelas 2 SD di wilayah Medan Satria, Kota Bekasi diduga mencabuli 9 anak laki-laki di bawah usia delapan tahun.

"Setahu saya korbannya ada empat awalnya, dan belum lama saya tahu korban sekarang ada sembilan, itu dari wilayah luar lingkungan saya," kata salah satu ibu korban, RW (33), Senin (9/6/2025).

RW yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online (ojol) ini menceritakan, dirinya baru mengetahui dugaan pencabulan yang dialami putranya pada Kamis (22/5/2025), seusai pulang bekerja.

RW mengatakan, saat itu putri pertamanya memberitahu bahwa adiknya berinisial C diduga telah dua kali menjadi korban pelecehan dalam bentuk sodomi.

Baca Juga:Razia Perdana Jam Malam di Kota Bekasi, Disdik Temukan Fakta Mengejutkan

Aksi kedua kalinya yang dilakukan pelaku terhadap C, disebut disaksikan oleh tiga orang teman korban dan terduga pelaku.

Ilustrasi pelecehan anak difabel di Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten. (freepik.com)
Ilustrasi pelecehan anak difabel di Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten. (freepik.com)

"Iya kejadian (pelecehan) dilihat sama tiga temannya, habis itu tiga temannya infoin ke kakaknya si C dan kakak si C laporan ke saya," jelasnya.

RW pun langsung mengkonfirmasi informasi tersebut kepada C. Mulanya, korban tak mau bercerita karena trauma, namun C akhirnya buka suara.

"Saya juga nanya itu ke C apa benar kamu jadi korban pelecehan, terus si C bilang 'iya'," katanya.

Satu hari setelah mengetahui anaknya telah menjadi korban pencabulan, RW pun langsung ke rumah orang tua pelaku didampingi RW setempat.

Baca Juga:Pemilik Toko Sembako di Bekasi Tewas Mengenaskan, Pelaku Karyawan Korban

"Saya ke rumah dengan pak RW buat antisipasi hal-hal tidak diinginkan dan ada penengah, dari situ ayah pelakunya awalnya ada rasa percaya dan tidak percaya, tapi kalau dari ibunya sudah mengetahuinya dari setelah kejadian itu Kamis (22/5/2025)," tuturnya.

Selain mendatangi rumah orang tua pelaku, RW juga telah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Bekasi Kota dan telah mendapat pendampingan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi.

"Hari itu juga (setelah kejadian) besokannya saya ke Polres dan diminta untuk visum, hasil visum itu sudah terbukti kalau adanya luka di duburnya dan adanya perlakuan pelecehan seksual itu, saya juga didampingi DP3A," ucapnya.

Terkini, RW mengatakan kondisi sang putra masih mengalami trauma dan kerap mengeluh kesakitan.

"Sekarang anak saya trauma rasa takut, terakhir itu diancem sama pelaku kalau nolak ditampol, terus dia (C) sakit di area duburnya, badannya juga panas," tutupnya.

Tips Cegah Anak Jadi Korban Kejahatan Seksual

Kejahatan seksual juga bisa dilakukan oleh orang-orang dekat, bahkan dimulai dari lingkungan rumah.

Berikut langkah-langkah penting yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anak menjadi korban:

1. Edukasi Anak Mengenai Bagian Tubuh Pribadi

Kejahatan seksual seperti dalam grup Fantasi Sedarah sering dimulai dengan eksploitasi secara diam-diam.

Ajari anak bahwa ada bagian tubuh tertentu yang tidak boleh dilihat atau disentuh oleh siapa pun.

Pemahaman anak sejak dini mengenai privasi tubuh sangat penting agar mereka terhidar dari para pelaku kejahatan seksual.

Ilustrasi pelecehan seksual. (unplash.com)
Ilustrasi pelecehan seksual. (unplash.com)

2. Ajarkan Batasan dan Hak Anak atas Tubuhnya

Pelaku bisa saja adalah figur yang dikenal atau dipercaya.

Ajarkan anak bahwa mereka berhak menolak sentuhan yang tidak nyaman, baik dari teman, guru, pengasuh, atau bahkan keluarga sendiri.

Selama ini, banyak korban dalam kasus serupa merasa bingung karena pelaku adalah orang dekat atau menganggap yang dilakukan pelaku kejahatan seksual hanya sebatas “main-main”.

3. Bangun Komunikasi Terbuka dan Tanpa Penghakiman

Anak harus merasa aman berbicara dengan orang tuanya.

Dalam kasus seperti Fantasi Sedarah, bisa saja banyak korban tidak melapor karena takut dimarahi atau dianggap berbohong.

Mulailah belajar mendengar cerita anak tanpa menginterupsi. Tanggapi dengan empati dan bukan kemarahan.

4. Kenali Tanda-Tanda Anak yang Terpapar Konten Pornografi

Jika anak menunjukkan pengetahuan seksual di luar usianya atau menjadi sangat tertutup, itu bisa jadi sinyal paparan dari grup atau konten seperti Fantasi Sedarah di media sosial.

Waspadai jika anak terlihat memiliki perubahan emosi, kebiasaan tidur, dan ketakutan berlebihan terhadap sosok tertentu.

5. Waspadai Orang Terdekat

Statistik dan kasus seperti ini menunjukkan bahwa pelaku bisa berasal dari keluarga sendiri atau kerabat.

Tidak semua kejahatan seksual dilakukan oleh orang asing.

Jangan biarkan anak sendirian terlalu lama dengan orang dewasa tanpa pengawasan.

Kontributor : Mae Harsa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini