SuaraBekaci.id - Menjelang Lebaran 2024, sepanjang Jalan KH. Noer Ali, Kalimalang, Kota Bekasi banyak ditemui para pemberi jasa tukar uang kertas baru.
Mereka biasanya menawarkan uang kertas baru dengan pecahan receh mulai dari Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10 ribu, hingga Rp20 ribu.
Sayangnya, minat pengguna jasa tukar uang tahun ini tak seramai biasanya. Hal itu disampaikan oleh A (49), salah satu jasa tukar uang di Kalimalang Bekasi.
Baca juga:
Baca Juga:Raih Kursi di DPR, Herkos Mundur Demi jadi Calon Walkot Bekasi: Pesaing Kuat Kaesang?
“Sepi tahun ini, gak kaya tahun kemarin,” kata A saat ditemui SuaraBekaci.id, Sabtu (6/4).
A mengatakan, berkurangnya minat pengguna jasa tukar uang tahun ini dikarenakan tarif jasa yang ditawarkan jauh lebih mahal dari tahun sebelumnya. Tahun ini, tarif jasa tukar uang dipatok 15 persen dari total uang yang di tukar.
“Tahun lalu Rp10 ribu (tarif jasanya), naiknya lumayan, jadi mungkin (pengguna jasa tukar uang) kaget,” ucapnya.
A mengaku sudah 15 tahun berbisnis jasa tukar uang ini. Dia pun sudah memiliki sejumlah pelanggan yang setiap tahunnya dipastikan menukarkan uang kertas baru kepadanya.
Kenaikan tarif jasa sebesar 15 persen ini pun telah ia informasikan ke sejumlah pelanggannya. A mengaku pasrah jika pelanggannya tidak lagi menggunakan jasa tukar uang yang ditawarkannya.
Baca Juga:Jadwal Buka Puasa 5 April 2024 Untuk Wilayah Bekasi dan Sekitarnya
Baca juga:
“Sama pelanggan saya aja yang sering belanja puluhan juta, angkat tangan saya. Sudah saya info ‘pak sebelumnya coba cari dulu deh di bank kalau dapet, karena ini mahal, saya gak tega bikin 15 persen sama abang’,” tutur A menirukan percakapannya kepada pelanggannya.
A mengatakan, kenaikan tarif jasa 15 persen ini membuat pendapatannya tahun ini dipastikan akan turun drastis di bandingkan tahun lalu. Kendati demikian, dia tidak berkenan merinci total keuntungan yang biasa dia dapatkan dari menyediakan jasa tukar uang ini.
“Kalau tahun lalu puji Tuhan saya dapat buat bayar semester anak, anak saya kuliah di UI,” ucapnya.
Selain A, penjaja jasa tukar uang lainnya E (35) juga mengeluhkan sepinya minat penukaran jasa tukar uang tahun ini.
“Tahun ini agak sepi sih karena harga barang naik. Tahun kemarin masih 10 persen, tahun ini 15 persen jadi peminatnya kurang,” kata E di lokasi.
E mengaku baru tahun ini menjadi penjaja jasa tukar uang di Kalimalang Bekasi. Sebelumnya, dia bekerja sebagai pembawa alat berat di Pekanbaru, Riau.
Sepinya peminat jasa tukar uang di tahun ini ia katakan sesuai dengan keluh penjual lainnya. Selain itu, dia juga merasa setiap pelanggan yang datang ke tempatnya kaget ketika mendengar tarif jasa yang ditawarkan sebesar 15 persen.
“Karena naiknya drastis juga yang beli kaget sekarang, jadi kurang banyak peminat dari kemarin,” ucapnya.
Selama hampir dua minggu, E mengaku baru sekitar Rp50 juta uang yang ditukarkan kepadanya. Dalam sehari, paling banyak total uang yang ditukarkan kepadanya hanya berkisar Rp5 juta.
E menyebut, nantinya dia akan mendapatkan upah sebesar 2 persen dari total omzet yang ia dapatkan dalam satu hari. Sisanya, uang akan disetorkan kepada Bos yang enggan disebutkan latar belakangnya.
“Iya (upah) tergantung omzetnya berapa banyak dapetnya hari ini itu gaji kita, ambil 2 persen, sisanya ke bos,” tutupnya.
Kontributor : Mae Harsa