Tol Japek II Diduga Biang Kerok Pergerakan Tanah di Bojongmangu, Warga Beberkan Fakta Ini

"Sebelum ada proyek, bangunan tidak ada yang rusak. Semenjak ada proyek karena di bawahnya tidak ada pancang, tiap hujan deras ada perubahan,"

Galih Prasetyo
Selasa, 27 Februari 2024 | 12:54 WIB
Tol Japek II Diduga Biang Kerok Pergerakan Tanah di Bojongmangu, Warga Beberkan Fakta Ini
Bangunan rumah warga Kampung Legok Cariu RT 12 RW 06, Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat retak akibat pergerakan tanah, Senin. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).

SuaraBekaci.id - Pergerakan tanah di Kampung Legok Cariu RT 12/06 Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengakibatkan belasan tempat tinggal warga mengalami kondisi ambles.

Menurut penuturan salah satu warga, Miki Andri (49), kondisi pergerakan tanah ini dialami sudah satu bulan terakhir. Warga sangat khawatir kondisi ini makin parah sehingga menyebabkan tempat tinggal mereka roboh.

"Awalnya tidak sampai 10 centimeter, sekarang sudah ada yang semeter. Itu setiap hujan amblesnya bertahap dan ini sudah hampir sebulan. Yang mengontrak sudah pada pindah karena khawatir bangunan sudah miring dan tembok retak," katanya, Selasa (27/2).

Pergerakan tanah ini diduga warga karena tidak ada tanggul penahan tanah di lokasi pembangunan akses jalan menuju Tol Jakarta-Cikampek II di Kawasan Industri GIIC yang berada tidak jauh dari halaman belakang rumah warga.

Baca Juga:Petugas TPS Tambun Gigit Jari! Honor Disunat Setelah Kerja Mati-matian, KPU: Kami Rapat Dulu

"Sebelum ada proyek, bangunan tidak ada yang rusak. Semenjak ada proyek karena di bawahnya tidak ada pancang, tiap hujan deras ada perubahan, sedikit demi sedikit tanah mulai ambles," katanya.

Pemilik bangunan lain Sulistiowati (40) mengaku khawatir kerusakan rumah akan semakin parah hingga berpotensi roboh sewaktu-waktu sementara dirinya enggan mengungsi karena tidak memiliki tempat tinggal maupun tanah lain.

"Tiap hujan khawatir, was-was karena saya ada anak kecil, takut kenapa-kenapa, takut rubuh juga, tapi mau bagaimana lagi. Karena saya tidak punya rumah atau tanah lain untuk ditinggali," ucapnya.

Ia pun berharap pihak terkait segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini.

Sementara Ketua RT 12 RW 06 Isam Anton mengaku hingga kini masih berkoordinasi dengan aparatur pemerintah desa setempat sambil terus mendata serta memantau perkembangan kondisi bangunan warga yang terdampak pergerakan tanah.

Baca Juga:Jokowi Beri Pesan Khusus Untuk Kepala Daerah Soal Bantuan Beras, Ini Kata Pj Bupati Bekasi

"Jumlah yang longsor (ambles) untuk sementara ada sekitar 12 rumah tapi untuk yang rumah kontrakan belum terdata keseluruhan, jumlahnya memang lumayan banyak," ucapnya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini