SuaraBekaci.id - Polres Metro Bekasi Kota menduga perusahaan Telkom merupakan pemilik kabel yang menjerat leher seorang pemuda di Bekasi bernama History Cally Power (19).
Peristiwa itu terjadi pada Senin (22/1/2024) pagi, di Jalan Raya Candrabhaga, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
“Hasil penyelidikan kabel tersebut diduga milik Telkom,” kata Kasatreskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Muhammad Firdaus, saat dikonfirmasi, Rabu (24/1/2024).
Firdaus mengatakan, pihaknya juga telah memanggil petugas teknisi dari perusahaan Telkom tersebut.
Baca Juga:Tok! Bawaslu Kota Bekasi Putuskan Aksi Camat Pamer Jersey 02 Bukan Pelanggaran
“Dua orang teknisi Telkom yang sudah di interogasi,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, korban menceritakan bahwa peristiwa itu bermula saat dirinya hendak menuju gedung Creative Center Bekasi.
“Jadi tuh dari rumah kan di PUP (Pondok Ungu Permai) menuju gedung creative center di deket Juanda. Saya berangkat jam 8 lewat, itu kejadiannya di sana tuh kurang lebih jam 9 pas,” kata korban yang akrab disapa History, Selasa (23/1/2023).
History menceritakan, sebelumnya dia sudah menyadari adanya kabel panjang yang menggantung di sisi jalan. Namun, ia tak mengkhawatirkan hal itu dan tetap mengendarai motornya dengan kecepatan 20 km/per jam.
“Sebelumnya ngeliat kabel itu gelantungan cuma kabel itu gak ke jalan. Kaya tiba-tiba ada angin, langsung (kabel) ngarah ke leher saya,” ucapnya.
Baca Juga:Jadi Korban Kabel Optik, Laporan History Sempat Ditolak Polisi: Alasannya Bikin Geleng-geleng
Seketika History pun langsung terjatuh dari motornya, akibat mempertahankan diri dari lilitan kabel itu.
“Akhirnya saya jatuhkan motor saya, terus saya pegang ini, pegang kabel,” ujarnya.
Warga pun langsung berdatangan untuk membantu korban. History melihat beberapa warga yang datang langsung memotong kabel tersebut.
History mengatakan, usai ditolong warga dirinya langsung bergegas ke klinik yang berada di kampusnya.
“Masih agak nyeri kalau menghadap ke kanan. Dan juga kalau kemarin itu kan agak susah kalau ngomong karena kan kabel itu ketariknya agak kenceng,” jelasnya.
Meski kini kondisinya telah membaik, History berharap agar kabel-kabel yang berantakan itu segera dirapikan. Agar tidak memakan korban selanjutnya.
“Kalau misalkan terlalu banyak kabel kaya gitu, takutnya bisa lebih parah lagi. Kemungkinan kalau saya ngebut kemungkinan saya udah tewas. Gak mungkin hidup. Karena kan itu pasti robek,” tandasnya.
Kontributor : Mae Harsa