SuaraBekaci.id - Warga sekitar tempat tinggal teroris bernama Dananjaya Erbening menyebut tersangka sering kedatangan paket dari kurir ekspedisi.
Nana (20) tetangga yang tinggal tepat di samping rumah tersangka mengatakan, hampir setiap hari selalu ada paket datang yang tertuju pada rumah Dananjaya Erbening.
“Setiap hari sih, kayak orang pesan paket saja biasa,” ungka Nana, saat ditemui, Selasa (15/8).
Menurut Nana, ukuran paket yang datang ukurannya hampir sama dengan kardus yang ditemukan aparat kepolisian saat melakukan penggeledahan.
“Lumayan, ya kayak kardus yang kemarin dibuka deh (saat penggerebekan) segituan deh,” jelasnya.
Nana mengaku tidak mengetahui isi paket tersebut, dan siapa yang memesan paket tersebut.
“Terimanya langsung ke rumah, enggak tahu kalau siapa-siapanya yang terima, karena kan di rumah itu ada dia, istrinya, ibu dari istrinya, bapak mertuanya itu sempat pulang kampung, sudah sih cuma itu saja,” ucapnya.
Menurutnya, tidak ada yang mencurigakan dari tersangka. Namun, memang diakuinya istri tersangka dikenal tertutup dan tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar.
“Suaminya kayak bapak-bapak yang lain saja, biasa sih enggak mencurigakan,” pungkasnya.
Sebelumnnya, warga lain, Septa Seftriani (41) mengungkap istri dan mertua dari Dananjaya tidak terlihat panik dengan adanya penggeledahan dan penangkapan oleh Densus 88.
“Kalau secara penampilan dari dia biasa aja, yang namanya orang kan ya, dia bisa memperlihatkan, misalnya kepanikan (mereka engga),” kata Septa, Selasa (15/8).
Kepada Septa dan warga lainnya, mertua dari Dananjaya Erbening mengaku bahwa ia dan anaknya tidak tahu sama sekali bahwa menantunya itu terlibat jaringan teroris.
"Tapi yang disampaikan sama ibunya tadi, dia sih gak tahu menahu,” ucapnya.
Septa mengatakan, berdasarkan keterangan mertua Dananjaya, si mantu selain seorang pegawai PT KAI juga aktif berjualan online. Namun, ia tidak mengetahui barang apa yang di jual.
“Kami sih gak tahu menahu karena memang menantu saya jualan online,” ungkap Septa menirukan ucapan dari mertua Dananjaya.
Kontributor: Mae Harsa