SuaraBekaci.id - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) beberkan laporan hasil penyelidikan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pasca laga Arema vs Persebaya.
Salah satu temuan Komnas HAM seperti dikutip dari Suara.com ialah PSSI tidak menetapkan laga Arema vs Persebaya sebagai pertandingan dengan resiko tinggi atau high risk.
Sejalan dengan temuan Komnas HAM, salah satu media Belanda, rtlnieuws.nl berdasarkan laporan dari Amnesty Internasional juga menyerukan penyelidikan menyeluruh atas tragedi tersebut.
Menurut laporan media Belanda itu, tragedi yang menewaskan tua muda dan anak kecil itu juga menjadi tanggung jawab pihak PSSI, selain aparat kepolisian yang tembakkan gas air mata.
Baca Juga:LPSK Ajukan 13 Saksi, Miliki Informasi Penting Tragedi Kanjuruhan
"Ada juga kritik keras kepada PSSI yang dianggap menempatkan kepentingan komersil di atas keselamatan," tulis laporan media Belanda itu.
"Juga hampir 4,5 ribu tiket terjual melebihi jumlah penonton yang bisa datang ke stadion. Dari laporan pihak Komnas HAM Indonesia, harus ada tanggung jawab hukum terkait hal tersebut,"
Sementara itu, pihak Komnas HAM menyebut bahwa penentuan laga dengan resiko tinggi ada di Sekjen PSSI yakni Yunus Nusi.
"Satu memang tidak ditetapkannya pertandingan Arema FC versus Persebaya sebagai pertandingan berisiko tinggi. Kalau secara faktual pertandingan itu memang berisiko tinggi, makanya suporter cuma dari Arema saja," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.
"Ini terutama ketika diambil keputusan oleh sekjen atau sekretaris umum. Kalau dalam bahasanya di instrumennya, bahasa di organisasi PSSI, dipangkunya sekjen tapi di instrumennya, dipanggilnya sekretaris umum," jelasnya.
Baca Juga:Pernyataan Iwan Bule Soal Exco Lebih Baik Diam Jika Tidak Sejalan Dicibir Publik: Kacau Logikanya