"Kita bisa bersama-sama membangun gelombang semangat hidup masyarakat Indonesia untuk mencapai kesejahteraannya. Tentu ini memerlukan pemikiran, memerlukan pengorganisasian, dan memerlukan pergerakan yang memungkinkan segenap elemen bangsa bisa berperan serta," kata Prof. Baiquni.
Para guru besar, lanjut dia, menyampaikan harapan-harapan dan bertukar pikiran kepada Partai NasDem bisa mengambil peran lebih untuk membangun gerakan dan gelombang dengan satu gagasan yang berbasis riset dan "knowledge to elevate" dalam sebuah perbaikan restorasi Indonesia di masa depan.
"Dari silaturahmi ini ada satu gagasan yang luar biasa bahwa menyatukan keragaman dan pemikiran maupun praktik pembangunan perlu adanya satu kepemimpinan dan kita mendorong satu kepemimpinan kolektif, partisipatoris, dan kepemimpinan transformatif yang mampu membawa bangsa sangat beragam ini kepada satu kekuatan bersama," katanya.
Dalam pertemuan itu, para guru besar menyampaikan hasil penelitian berupa sejumlah buku kepada Ketua Umum NasDem Surya Paloh, kemudian cenderamata berupa lukisan yang terinspirasi dari sosok dan kiprah Surya Paloh dalam mewarnai kancah perpolitikan Indonesia.
Baca Juga:Tiga Kasus Korupsi yang Dibanggakan Jokowi Ditangani Kejaksaan, Pukat UGM Berikan Catatan Ini
Baiquni menilai Surya Paloh memiliki semangat dan energi untuk membawa Indonesia semakin bermartabat sesuai cita-cita para pendiri bangsa.
Menurutnya, NasDem dan Surya Paloh sangat fokus terhadap energi restorasi yang dibuktikan melalui gerakan perubahan di tengah kemajuan teknologi dan modernisasi.
"Pak Surya Paloh punya satu pandangan yang luar biasa ke depan, bagaimana mengangkat bangsa Indonesia bermartabat dengan kekuatan kemandirian, martabat, dan keberlanjutan," ujarnya.
Hal tersebut, lanjut dia, tercermin melalui NasDem Tower yang luar biasa dan masyarakat bisa menyaksikan bahwa ada upaya dari NasDem untuk membuka wawasan dan cakrawala pemahaman dari nilai-nilai kebangsaan.
Selain itu, kata dia, dengan adanya galeri kebangsaan dan deretan karya seni hingga Perpustakaan Panglima Itam menjadi tempat ilmu pengetahuan didokumentasikan, didiskusikan, diperkaya, dan disebarluaskan.
"Inspirasi seni maupun ilmu pengetahuan itu diramu menjadi 'power' yang bercahaya yang memiliki satu martabat bagaimana ilmu itu menjadi pencerahan bagi kehidupan," kata Baiquni.