Pihaknya sudah melakukan pemantauan atau pengawasan terhadap 17 penyakit menular termasuk hepatitis sejak 2002 yang dilaporkan setiap rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
"Jadi apa pun penyakit menular yang berpotensi itu harus kami tangkap sebagai informasi awal untuk dilakukan investigasi dan langkah-langkah pengamanan. Itu pertama dari sisi penguatan," katanya.
Langkah kedua, lanjut dia, mengingat secara klinis dan epidemiologi kasus hepatitis akut yang masih misterius itu berbeda dengan jenis hepatitis lainnya, maka pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi.
Koordinasi itu, kata dia, dalam rangka penyusunan pedoman dan panduan bagi petugas medis di lapangan.
Baca Juga:Rizwan Fadilah dan Putri Andika Kangen Band Diduga Pacaran, Fans Heboh
Pihaknya juga sudah menyosialisasikan kewaspadaan dini kepada kepala rumah sakit dan puskesmas di DKI termasuk tata kelola sesuai standar sementara.
Meski dari tiga kasus kematian diduga akibat hepatitis akut yang menyerang anak-anak, namun Widyastuti belum bisa menyimpulkan pola penyakit tersebut.
Namun, pihaknya sedang mendalami kriteria klinis dan epidemiologi hepatitis akut tersebut.
Di sisi lain, pihaknya meminta masyarakat agar jangan panik soal kemunculan kasus hepatitis akut asalkan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyakit itu.
"Tidak perlu panik tapi selalu PHBS, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, usai BAB (Buang Air Besar) dan saat mau makan," ujar Widyastuti.
Baca Juga:Wanita Asal Cengkareng Menghilang Usai Pamit Bukber Sejak 26 April, Polisi akan Periksa Saksi