SuaraBekaci.id - Putri Yusuf Mansur, Wirda Mansur akhirnya memberikan tanggapan atas viralnya video sang ayah mengenai dana 1 triliun yang dibutuhkan untuk Paytren, Senin ( 11/4/2022 ).
Ustadz Yusuf Mansur ini bikin heboh publik dengan beredarnya video berisi dirinya membutuhkan dana 1 triliun untuk Paytren. Dalam video itu, Yusuf Mansur juga terlihat meluapkan emosinya.
Wirda memberikan tanggapan atas viralnya video sang ayah melalui unggahan story akun Instagram miliknya @wirda_mansur.
"Gue yakin semua orang udah tau, semua orang juga udah lihat, beberapa dijadiin bahan konten dan banyak yang nanya : sebagai anak gimana perasaan Lo? Jawabannya : IKUT KEHIBUR " tulis Wirda di awal storynya.
Baca Juga:Ustaz Yusuf Mansur Ramai Disorot usai Ngamuk, Wirda Mansur Ngaku Terhibur
Lebih lanjut Wirda menceritakan bahwa perkara 1 triliun terlalu kecil untuk sebuah Paytren, karena ia bahkan bersumpah bahwa pada tahun 2018 Paytren bahkan diminati hingga pada angka 4 triliun.
" Jadi perkara 1 T (triliun ) itu mah gak ada apa apanya, orang valuasi Paytren saat pengen dibeli aja 4 T (triliun ) INI REAL OMONGAN, demi Allah, bulan puasa juga bukan ngarang dan ngada ada," tulisnya kemudian.
Wanita kelahiran 29 November 2001 itu juga turut memberikan klarifikasi mengenai fakta dari video kemarahan Yusuf Mansur yang beredar tersebut.
"Dan omongan klip yang diambil pada saat itu juga dalam rangka zoom online internal Paytren, yang omongannya juga ke lingkungan Paytren aja," katanya.
Wirda kembali menekankan pada kalimat Yusuf Mansur yang terkesan marah-marah itu adalah bagian dari meeting antara atasan dan bawahan yang masih dalam batas wajar.
" Ya kaya atasan lagi ngasih briefing ke karyawan gitu loh, ngasih motivasi," lanjutnya lagi.
"Ini mah kaya orang gak tau apa apa tiba tiba lihat briefingan karyawan PT B, trus bosnya lagi bersemangat karyawan karyawannya, kita yang orang lain pasti lihatnya ya marah marah aja," ungkapnya kemudian.
" Afirmasi kami mah 200 T (triliun) bukan 1 T (triliun) namanya juga doa dan omongan," tulisnya di akhir pembahasan.
Kontributor : Ririn Septiyani