"Demikian juga fungsi saraf motorik (gerak) juga bisa hilang sehingga lengan dan tangan atau tungkai dan kaki menjadi lemah bahkan lumpuh (jika 4 alat gerak lumpuh disebut tetraplegia, jika hanya kedua kaki yang lumpuh disebut paraplegia)," jelas Wawan.
Sementara itu jika saraf otonom yang rusak, maka konsekuensinya bisa terjadi gangguan buang air kecil atau buang air besar, suhu tubuh, tekanan darah dan sistem sirkualasi darah bahkan pada laki-laki bisa menyebabkan alat vitalnya tidak bisa ereksi, tambah Wawan.
Beberapa akson di sel saraf mungkin tetap utuh, dan masih mampu membawa sinyal ke atas atau ke bawah sumsum tulang belakang, tetapi karena jumlahnya mungkin terlalu sedikit tidak mampu untuk menjalankan fungsi saraf dengan normal.
Orang dengan cedera di atas tulang leher bagian atas bahkan memerlukan alat bantu nafas (ventilator) untuk tetap bisa bernapas.
"Akibat tambahan dari cedera saraf tulang belakang bisa berlanjut menyedihkan," ujar Wawan.
Cedera tulang yang menjadikan seseorang terlalu lama berbaring karena lumpuh, akan menyebabkan luka akibat tubuh menekan alas tidur atau disebut decubitus, juga mudah terkena infeksi (biasanya sistem paru-paru dan dan saluran kencing).
Bahkan pada beberapa kasus bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat mengancam nyawa. [Antara]