Lebih lanjut saat berada di ruang Kepala Sekolah dalam proses mediasi, terjadilah penyudutan kembali dengan ayah dari DM sudah datang.
EFM akhirnya mengaku telah meminta maaf terlebih dahulu kepada pihak orangtua DM, namun ditanggapi sinis dan perkataan kasar dari mereka hingga akhirnya EM pingsan.
" Tangan aku ditepis sama ibunya DM dan disumpahin, saya sumpahin anak kamu keguguran, saking saya syoknya denger itu, saya pingsan," terang EFM di akhir pergumulan tersebut.
Pasca mengalami pingsan, Eka mengalami kontraksi dan pendarahan dirumahnya, sempat diperiksakan ke Bidan namun pada akhirnya harus di kuret Di Rumah Sakit akibat pendarahan hebat yang terjadi.
EFM mengaku syok dan sangat terpukul dengan keguguran calon anak keduanya ini.
"Padahal saya sudah menunggu 5 tahun untuk mendapatkan ini, dengan kejadian ini, anak saya yang pertama juga nanyain terus adiknya ini kemana," ungkap EFM sedih.
Akhirnya satu minggu tidak ada itikad baik dari kekuarga DM untuk meminta maaf, maka EM melaporkan peristiwa yang menimpanya ke pihak kepolisian.
EFM yang kini masih terbaring lemah dirumahnya dan harus menjalani perawatan Psikologi, hanya berharap keadilan bisa ditegakkan dan proses ini berjalan lancar, sehingga tidak ada peristiwa serupa.
Pemeriksaan keterangan korban juga dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksono telah dilakukan kemarin Kamis, 11 November 2021. Pihaknya akan melanjutkan proses pelaporan ini ke tahap lebih lanjut.
Kontributor : Ririn Septiyani