Kisah Sahabat Rasulullah SAW, Abu Thalhah dan Sedekah Harta yang Paling Dicintai

Hal tersebut juga menyebabkan seseorang masih enggan mengeluarkan harta tersebut, sebab terlalu cinta.

Lebrina Uneputty
Selasa, 05 Oktober 2021 | 20:25 WIB
Kisah Sahabat Rasulullah SAW, Abu Thalhah dan Sedekah Harta yang Paling Dicintai
Ilustrasi pohon kurma. (Foto: AFP)

SuaraBekaci.id - Sedekahkanlah harta yang paling dicintai. Ini merupakan salah satu anjuran dalam ajaran agama Islam, termasuk dari teladan dari Abu Thalhah.

Bukan hanya menyedekahkan harta yang kita cintai yang menjadi anjuran untuk kita. Melainkan, sedekah sendiri juga salah satu perintah dalam agama Islam.

Untuk sedekah yang tidak akan putus pahalanya, biasa kita sebut dengan sedekah jariah. Jadi, pahalanya akan tetap mengalir dan termasuk dalam amalan yang Allah SWT cintai.

Apabila, kita mampu melakukan hal tersebut, Insya Allah, kita bisa menjadi penghuni surga Allah SWT.

Baca Juga:Ini Hal-hal yang Menghilangkan Pahala Sedekah, Kajian Ustadz Abdul Somad

Menyedekahkan harta yang kita cintai, itu sampai sekarang masih menjadi masalah bagi setiap individu. Mengapa demikian? Pasalnya, kebanyakan manusia itu cinta akan dunia dan harta. Hal tersebut juga menyebabkan seseorang masih enggan mengeluarkan harta tersebut, sebab terlalu cinta.

Karena merupakan anjuran dalam ajaran agama Islam, dalam Al-Quran juga menjelaskan mengenai hal tersebut. Dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 92:

"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu, Sungguh Allah Maha Mengetahui"

Dalam penjelasan arti surat Ali-Imran tersebut kita bisa tahu, bahwasanya seseorang itu tidak akan mencapai kebajikan yang sempurna, apabila seseorang tersebut masih belum menginfakkan sebagian harta yang ia cintai.

Sehingga, sedekah harta yang paling dicintai bukan hanya anjuran, melainkan juga perintah.

Baca Juga:Ada Sedekah Penghapus Pahala, Bagaimana Bisa Terjadi? Berikut Penjelasannya

Pasalnya, Al-Quran sendiri mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam. Dia merupakan sumber pertama yang menjadi acuan dalam ajaran Islam. Akan tetapi juga bukan Al-Quran saja, tetapi juga Al-Hadits.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini