Ada Foto Sungai Keramik, Warganet: Cara Ngeramiknya Gimana?

ia menampilkan sungai dengan pinggiran keramik dan orang-orang yang sedang mencuci.

Lebrina Uneputty
Senin, 04 Oktober 2021 | 12:50 WIB
Ada Foto Sungai Keramik, Warganet: Cara Ngeramiknya Gimana?
Sungai dengan pinggiran keramik. (Facebook)

SuaraBekaci.id - Sungai dengan aliran air jernih sampai terlihat batu pada dasarnya adalah hal yang biasa.

Tapi kali ini, sungai dengan keramik pada pinggirannya membuat warganet bertanya-tanya bagaimana memasangkan keramik, mengingat sungai yang selalu dialiri air, sedangkan pasir dan semen untuk menambal keramik akan larut dalam air.

Sebuah unggahan dari Facebook menunjukkan pemandangan yang tak biasa. Dalam unggahan akun Putra Teratai itu, ia menampilkan sungai dengan pinggiran keramik dan orang-orang yang sedang mencuci.

"Walaupun desa kami kecil tapi syukur sungainya sudah dikeramik," tulis akun tersebut pada Minggu (3/11/2021).

Hal tersebut tentu saja mengundang rasa ingin tahu, bagaiman sungai berkeramik tersebut dibuat.

"Cara ngeramikkinnya gimana? dikuras dulu sungainya?," komentar seorang warganet.

"Ya tapi emang enak sih liatnya bersih enggak ada sampah plastik numpuk, berarti kesadaran warga sekitar situ sudah sangat baik dengan kebersihan lingkungan. Coba saja mindset semua masyarakat Indonesia bisa berubah dari hal sekecil ini, mungkin negara kita bisa maju bukan angan-angan saja," tulis warganet lain.

"Pertama bikin aliran buatan, biasanya di sampingnya gitu di arahkan ke tempat lain, lepas tu kan aliran sungai utamanya berpindah, terus otomatis kering dong, jadi baru kena keramik lah sungai tu," tambah warganet lain.

Setelah ditelusuri, sungai keramik itu memang ada di Indonesia.

Sungai tersebut adalah sungai Asinahu yang terletak di Desa Sawai, Pulau Seram, Maluku Tengah. Bukan cuma estetikanya yang indah untuk mata, sungai ini juga masih dimanfaatjan untuk warga sekitar, baik untuk mencuci baju hingga berenang anak-anak.

Desa Sawai memang Desa Wisata dengan suguhan alam yang luar biasa, juga menjadi desa tertua di Maluku. Untuk masuk ke desa tersebut, tak ada tiket masuk cukup bayar untuk transportasi dan penginapan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini