Bangkit dari Pandemi, Nelayan Diharapkan Mampu Jual Hasil Tangkapan Lewat Online

Abdul Halim mengatakan, bahwa sejumlah solusi di masa pandemi bisa diberikan kepada nelayan salah satunya dengan digital marketing.

Lebrina Uneputty
Minggu, 03 Oktober 2021 | 10:50 WIB
Bangkit dari Pandemi, Nelayan Diharapkan Mampu Jual Hasil Tangkapan Lewat Online
Warga Muaragembong Bekasi dilarang mancing ikan di sungai atau juga di kolam selama PPKM Darurat Jawa-Bali hingga 20 Juli 2021. (Antara)

SuaraBekaci.id - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dua tahun belakangan ini mematikan sejumlah sektor usaha. Salah satunya sektor komersial industri perikanan. Di Pesisir Utara Kabupaten Bekasi, sejumlah nelayan sempat terkena dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

Nasib nelayan pun menjadi perhatian Pengamat kelautan dan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim.

Abdul Halim mengatakan, penting bagi Nelayan untuk diberikan pelatihan digital marketing. Nelayan pun diharapkan mampu menjual  hasil tangkapannya lewat online atau secara digital.

Menurutnya, sejumlah solusi di masa pandemi bisa diberikan kepada nelayan salah satunya dengan digital marketing.

Baca Juga:Hari Batik Nasional 2021, PPBI Sekar Jagad Lelang Batik Masa Pandemi

“Nelayan harus diajarkan bagaimana agar hasil tangkapan mereka bisa menjadi menarik, di era digital ini tentu nelayan juga harus dibekali bagaimana bisa memasarkan produknya dengan cara digital," kata dia pada dialog produktif KPCPEN yang ditayangkan di akun youtube FMB9ID IKP, Sabtu (2/10/2021).

Menurut dia, penting dalam melakukan pelatihan kepada para nelayan terkait memanfaatkan teknologi saat ini, agar produk yang dihasilkan bisa tetap dipasarkan apalagi dalam situasi pandemi saat ini.

"Pandemi mengubah gaya hidup dan cara pandang konsumen di sektor perikanan, mereka lebih memesan makanan laut atau sefood lewat gadget (gawai) ketimbang harus datang atau supermarket karena khawatir tertular COVID-19," ujar dia.

Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sejak awal seperti PSBB hingga PPKM yang saat ini masih terjadi di beberapa wilayah juga berdampak pada distribusi hasil tangkap nelayan.

Pemerintah juga tetap berupaya agar di masa pandemi ini, nelayan bisa tetap bertahan bahkan bisa bangkit kembali.

Baca Juga:Jokowi Beri Penghargaan Bidan di Riau yang Gugur Bertugas Tangani Covid

"Situasi-situasi ini kami atasi dengan digital marketing. Memfasilitasi pembuatan toko-toko daring," tutur dia.

Selain itu, dia mengatakan edukasi pengelolaan keuangan juga perlu dilalukan kepada para nelayan, utamanya agar memiliki uang simpanan sehingga ketika masa paceklik tiba dapat sedikit membantu.

Merebaknya COVID-19 di Indonesia sejak Maret 2020 menyebabkan semua sektor terkena dampaknya, warga pun dituntut untuk hidup berdampingan dengan wabah global itu dengan tetap disiplin protokol kesehatan.

Pihaknya juga terus aktif melakukan sosialisasi kepada para nelayan yang kebanyakan tinggal di daerah pesisir agar dalam beraktivitas tetap menerapkan protokol kesehatan.

Menurut dia, akses bagi pemerintah untuk ke pemukiman nelayan yang tinggal di pesisir agak sulit sehingga diperlukan pihak-pihak yang juga peduli agar bisa memutus rantai COVID-19.

“Kita tidak tahu kapan covid-19 in berakhir, sehingga kita juga terus melakukan sosialisasi kepada nelayan bahwa penerapan protokol kesehatan sangatlah penting, jangan sampai nelayan kita juga abai," kata Abdul Halim. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini