SuaraBekaci.id - Cara virus Covid-19 varian Delta menular sangat mengerikan. COVId-19 delta dianggap sangat berbahaya dibandingkan varian lainnya.
Dilansir dari The Guardian, virus Covid-19 varian Delta dapat menular dari kontak yang sangat singkat.
Kontak dekat dengan penderita hanya terjadi sekitar lima hingga 10 detik bagi virus untuk bertransmisi, dibanding varian yang muncul pada awal pandemi dengan kontak sekitar 15 menit.
Tak hanya itu, menurut Prof Raina Macintyre dari University of New South Wales mengatakan, penularan melalui udara dalam ruangan juga dapat terjadi, meski tanpa adanya kontak singkat.
Baca Juga:Pemkot Bandar Lampung Belum Mulai Vaksinasi COVID-19 bagi Anak-anak
Virus Covid-19 varian Delta juga tampaknya memiliki masa inkubasi mirip dengan varian Alpha, yaitu waktu rata-rata antara paparan hingga seseorang menunjukkan gejala adalah empat hari.
Para ilmuwan mengatakan, cara terbaik mencegah varian baru ini berevolusi adalah dengan tetap melakukan tindakan pencegahan yang efektif.
Mulai dari menggunakan masker wajah, ventilasi udara yang baik, menjaga jarak dan kontak, serta vaksinasi.
Varian Delta Covid-19 pertama kali ditemukan di India Desember lalu. Penelitian menunjukkan itu mungkin varian yang paling menular, dengan tingkat persentase 40 persen-60 persen lebih menular daripada varian Alpha atau Inggris.
Saat ini, varian Delta telah menyebar ke setidaknya 92 negara. Menurut para ahli, varian Delta memiliki banyak mutasi yang memberinya banyak keunggulan dibanding varian lainnya.
Baca Juga:Tetua Adat Sudah Disuntik, Masyarakat Baduy Tak Menolak Vaksinasi
Menurut NYMag, Rabu 30 Juni 2021, mutasi membuatnya lebih mudah menular daripada varian lainnya. Banyak pakar Covid-19 dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, varian Delta akan segera menjadi strain Covid-19 paling dominan di dunia dan menimbulkan wabah cepat di antara populasi yang tidak divaksinasi.
Para ahli mengatakan dua dosis vaksin Covid-19 memberikan perlindungan 81% terhadap virus Covid-19 varian Delta. Sementara itu, satu dosis vaksin hanya memberikan perlindungan 33% terhadap infeksi simtomatik varian Delta.
Menurut Public Health England, sampai saat ini penelitian tentang varian Delta masih terbatas. Namun, data awal menunjukkan varian Delta lebih cenderung menyebabkan rawat inap daripada Alpha.
Beda Varian Delta dengan yang Lain
Pakar epidemiologi terkemuka di China Prof Zhong Nanshan menyatakan masa inkubasi Covid-19 varian Delta tidak sepanjang varian-varian sebelumnya.
Sehingga, kata dia, bentuk pencegahannya tidak memerlukan karantina dalam waktu yang lebih lama, namun harus lebih sering tes.
Jika varian sebelumnya, "kontak dekat" merujuk pada orang yang tinggal bersama dalam kantor yang sama, keluarga, ruang pertemuan atau makan bersama dalam jarak 1 meter.
"Namun 'kontak dekat' dalam definisi baru (varian Delta) adalah merujuk pada orang yang tinggal di satu ruang/perusahaan/gedung, juga bersama orang yang terinfeksi empat hari sebelum mengalami gejala penyakit," ujar profesor yang pertama kali berpendapat masa inkubasi Covid-19 selama 14 hari itu belum lama ini.
Menjawab pertanyaan mengenai masa karantina bagi para pengguna penerbangan internasional yang memasuki wilayah daratan China, Zhong menjawab tidak memerlukan waktu lebih lama seperti varian sebelumnya.
"Oleh karena secara umum masa inkubasinya tidak lebih panjang, maka masa karantina juga tidak perlu lama. Justru yang efektif adalah meningkatkan frekuensi tesnya," ujar Direktur Pusat Penelitian Klinik Medis Penyakit Pernapasan Menular Nasional China itu.
Pendapat Zhong tersebut berdasarkan penelitian atas ditemukannya beberapa kasus varian Delta di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China yang menerima kedatangan 90% pengguna penerbangan internasional.
Cara Isolasi Mandiri di Rumah
Kasus Covid-19 makin meningkat saja. Namun, tak semua pasien positif Covid-19 dapat melakukan perawatan di rumah sakit, hanya pasien dengan gejala sedang dan berat yang akan diprioritaskan.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun menjelaskan sejumlah persiapan dan langkah yang harus dilakukan bagi masyarakat yang memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri.
"Ada beberapa hal yang harus dilakukan mereka yang positif selama isolasi mandiri, seperti istirahat cukup, konsumsi multivitamin, dan juga berolahraga," kata Wiku.
Selain itu, untuk meminimalisasi penularan kepada anggota keluarga lain, harus dipastikan terdapat ruangan terpisah antara individu yang melakukan isolasi dan penghuni lainnya sehingga dapat mengurangi peluang penularan. Jika terjadi gejala yang memburuk, Wiku mengingatkan agar segera menghubungi tenaga kesehatan.
Berikut hal yang harus dipersiapkan saat isolasi mandiri:
- Mempersiapkan kontak dokter, fasilitas kesehatan, kontak darurat, dan orang terdekat.
- Mempersiapkan fasilitas pokok dan pendukung isolasi, seperti obat-obatan dasar, masker, dan desinfektan, ruangan terpisah dengan ventilasi cukup, serta bantuan dari orang terdekat.
- Sedangkan hal yang harus dilakukan: Pertama, isolasi orang dengan kasus positif di ruangan yang terpisah dengan penghuni lain. Kedua, mengurangi peluang terpapar virus.
- Merawat orang dengan kasus positif sesuai prosedur.
- Menghubungi tenaga kesehatan jika terjadi perburukan gejala. Satgas mengingatkan agar masyarakat tidak panik dan tidak buru-buru ke rumah sakit bila mendapati hasil tes PCR positif.