Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Minggu, 02 Juni 2024 | 17:38 WIB
Jajaran Ditreskrimsus Polda Metro Jaya membongkar kasus penjualan video porno anak-anak melalui aplikasi Telegram dan X. Dalam ungkap kasus itu, polisi menangkap seorang pria berisial DY (25) dan kini sudah ditetapkan sebagai tersangka. [Dok Polda Metro Jaya]

SuaraBekaci.id - Selama 2 tahun pria 25 tahun Deky Yanto meraup untung besar dengan berjualan video porno anak. Aksi biadab Deky ini dilakukan memanfaatkan platform media sosial, Telegram.

Berjualan video porno anak dilakoni Deky Yanto selama dua tahun di platform media sosial itu. Menurut keterangan dari Wadir Reskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Hendri Umar, Deky mulai berjualan sejak November 2022.

"Jadi, kalau dikalkulasikan, sekitar 1 tahun 8 bulan," kata Wadir Reskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Hendri Umar.

Layaknya penjual, Deky mengklasifikasikan video-video porno anak itu dalam beberapa kategori. Harganya pun bervariatif.

Baca Juga: Geger! Anak Perempuan Tewas Dalam Karung di Bekasi: Ditemukan Benda Klenik di TKP

Deky misalnya menjual video di 5 grup telegram dengan harga Rp100 ribu. Lalu ada harga Rp150 ribu untuk 10 grup telegram.

Deky juga menjual dengan bandrol Rp200 ribu untuk 15 grup telegram, serta Rp300 ribu untuk 20 grup telegram.

Alasan Deky klasik menjual video porno anak itu. Deky beralasan bahwa motif ekonomi yang membuatnya menjual video-video tak bermoral tersebut.

Selama dua tahun menjual video itu, Deky Yanto mengantongi omzet hingga ratusan juta rupiah.

Hendri mengatakan, penjualan dilakukan melalui group telegram yang dibuat oleh Deky. Total 105 grup yang dibuat oleh Deky, namun hanya 3 group yang aktif melakukan transaksi jual-belo.

Baca Juga: Tawuran Berdarah Pelajar Bekasi Timur, Warga: Saya Gemetar Kepala Korban Ditebas Celurit

"Dari tiga grup telegram tadi, dapat kami rincikan dari 2010 video ini, VVIP Bocil sudah ditransaksikan 916 video, di VVIP Bocil 1 itu 869 video, di Indobocil 2 225 video," jelas Hendri, di Polda Metro Jaya.

Pihak kepolisian saat ini masih memeriksa secara intensif Deky, apakah ada penyimpangan seksual dari tersangka.

"Terkait pedofil, saya kira belum bisa menjustifikasi apakah ini proyek dari orang-orang pedofil karena memang harus melewati serangkaian pemeriksaan," jelas Hendri.

Dari hasil pemeriksaan polisi, Deky juga menjual video porno anak dari sejumlah negara seperti dari Cina.

"Ada yang berasal dari negara asing, ada beberapa, yaitu dari China, kemudian Taiwan, dari Singapura," ungkap Hendri.

Deky mengaku mendapatkan video-video tak bermoral itu dari Twitter. Ia kemudian mengunduh video tersebut dan memasarkannya di grup Telegram.

Load More