Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Sabtu, 02 Maret 2024 | 14:43 WIB
Ilustrasi tawuran ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan/ss/ama/aa.

SuaraBekaci.id - Tawuran yang melibatkan antar kelompok pelajar belakangan marak terjadi di wilayah Bekasi, Jawa Barat terutama jelang Pemilu 2024.

Sosiolog Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengatakan, tawuran merupakan ekspresi dari kelompok tertentu yang muncul dari sebuah keresahan yang terpendam.

Biasanya, aksi nekat para pelaku tawuran ini terjadi karena tiadanya instrumen negara atau entitas tertentu yang melakukan inisiatif untuk menjalankan fungsi mediasi terkait keresahan dari para pelaku tawuran.

"Tawuran itu ekspresi tidak rasional dari entitas kerumunan yang tak beraturan sekaligus kanal dari keresahan tertentu yang selama ini terpendam baik menyangkut persoalan antar pribadi, antar kelompok massa atau antar pribadi kelompok masa dan dengan aparat atau penguasa tertentu," kata Ubed sapaan akrabnya saat dihubungi SuaraBekaci.id, Sabtu (2/3/2024).

Baca Juga: Jokowi Klaim Harga Beras Turun di Pasar Induk, Begini Kelakar Pedagang Bekasi

Adapun terkait dengan aksi tawuran yang marak terjadi jelang Pemilu, Ubed mengartikannya sebagai tanda pelaku tawuran ingin mencari perhatian dari para elit politik, juga bentuk protes dari proses yang berjalan di Pemilu.

"Adapun terkait banyak terjadi jelang pemilu itu bisa saja sebagai tanda untuk menjadi perhatian elit politik untuk memperhatikan mereka. Atau bisa juga peristiwa itu sebagai bentuk gangguan tertentu atau protes terhadap praktik pemilu yang ditengarai ada banyak masalah," kata Ubed.

Hal itu kata Ubed sangat mungkin terjadi, apalagi pada pelaku tawuran yang rata-rata usianya masih di bawah umur. Kalangan para pelajar itu acap kali terpinggirkan terutama soal fasilitas ruang publik untuk mereka.

Selain itu, kondisi ekonomi keluarga dari pelaku tawuran itu juga menjadi salah satu faktor tingginya keinginan mereka diperhatikan oleh elit politik.

"Sangat mungkin (pelajar) mereka dalam rangka mencari perhatian elit politik lokal, karena mereka yang dibawah umur ini mungkin selama ini tidak memiliki atau tidak hidup dalam ruang publik yang nyaman, apalagi misalnya jika mereka berasal dari keluarga yang secara ekonomi menengah kebawah. Mereka butuh diperhatikan," ucapnya.

Baca Juga: Cerita Shohibul Kahfi Apes Bertubi-tubi: Motor Baru Kredit Digondol Kawanan Begal

Menurutnya, instansi pendidikan juga kepolisian bisa bersama-sama memikirkan upaya preventif yang terprogram guna menekan aksi tawuran yang terjadi di kalangan pelajar.

Load More