Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 26 Juli 2023 | 14:46 WIB
Cerita di Balik Surat Viral Siswi Bantar Gebang kepada Jokowi: Ribuan Mimpi Pelajar Tertimbun Sampah (Suara.com/Mae Harsa)

SuaraBekaci.id - Belum lama ini viral di sosial media, sebuah video siswi SD asal Bantar Gebang, Kota Bekasi bernama Key, yang membacakan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam video itu, Key mengabarkan bahwa di wilayahnya tinggal yakni Bantar Gebang, ada banyak mimpi pelajar yang tertimbun sampah. Mereka terancam putus sekolah karena tidak memiliki biaya dan kenalan pejabat.

“Pak Presiden, kawanku terancam enggak bisa melanjuti sekolah karena untuk bisa tetap sekolah harus punya uang atau kenalan pejabat,” kata Key yang dikutip SuaraBekaci.id , Rabu (26/7).

“Apa Pak Presiden mau ke sini Pak, ke Bantar Gebang nanti aku tunjuki ada ribuan mimpi pelajar di sini yang tertimbun sampah,” ucapnya.

Baca Juga: Ironi Sekolah di Indonesia: Pendidikan Gratis tapi Biaya Seragamnya Mahal

Faktanya, video surat terbuka dari Key untuk Jokowi itu menyimpan harapan besar dalam dunia pendidikan, utamanya di Bantar Gebang.

Agus Hadi Prasetyo (50) adalah pria di balik surat terbuka itu, dia yang menulis isi surat terbuka kepada Jokowi yang kemudian dibacakan oleh Key. Agus juga merupakan ayah kandung dari Key.

Ditemui di kediamannya, di wilayah Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi, Agus menceritakan bahwa latar belakang pembuatan video itu adalah murni berangkat dari nurani yang merasa prihatin melihat carut marutnya dunia pendidikan terutama di Bantar Gebang, Kota Bekasi.

“Latar belakangnya ya prihatin aja melihat carut marut penerimaan pendaftaran peserta didik baru,” kata Agus, kepada SuaraBekaci.id

Dirinya yang telah aktif menjadi aktivis pendidikan lebih dari 7 tahun itu mengatakan bahwa kerap mendapatkan informasi dari masyarakat yang mengeluhkan soal sistem pendidikan di Bantar Gebang.

Baca Juga: PSSI Coba Komunikasi ke Polri Andai Ada Pemain Dipanggil Timnas Indonesia Bersamaan Pendidikan Polisi

“Iya dari tetangga-tetangga sekitar sini, (melaporkan) ijazah yang tertahan, sulit masuk ke sekolah karena sistem zonasi, apalah segala macem,” ucapnya.

Bahkan yang lebih ekstrem dari itu, Agus mengatakan pernah mendapati temuan dugaan pungli yang dilakukan oleh oknum di salah satu sekolah yang ada di Bantar Gebang.

“Yang kita baru dapetin ini ajalah kisaran Rp2,5 jut - Rp3 juta mereka harus siapkan uang. Itu dari SD mau masuk ke SMP,” ungkapnya.

Fakta-fakta memprihatinkan itu lah yang membuat hatinya tergerak untuk membuat surat terbuka kepada orang nomor satu di Indonesia itu.

Agus berharap, melalui video itu ada suatu perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan terutama di Bantar Gebang.

“Jadi kalau dibilang melaporkan terlalu ekstream banget ya, ini kan bentuk keprihatinan kita, bentuk sumbangsih kita terhadap negara. Kita mau ada pembenahan di dunia pendidikan di negara in, kalau bisa malah seluruh pendidikan di negara ini gratis,” jelasnya.

Lebih jauh dari itu, beberapa di antara kita mungkin bertanya-tanya kenapa Key yang membacakan surat terbuka itu.

Berkaitan dengan itu, Agus juga memiliki alasan mendalam. Ia mengungkapkan, bahwa dirinya bersama Key anak bungsunya itu sering berdialog terutama terkait masalah-masalah sosial.

Ia mengaku, dialog-dialog yang ia bangun bersama Key adalah salah satu cara untuk membuat putrinya sadar dan peduli dengan sekitarnya.

“Saya sering discus sama anak saya yang terakhir ini si Key tentang banyak hal. Tentang sosial bagaimana caranya kita menunjukkan kepedulian kita sama sesama, saya sering ngobrol begitu sama anak saya, jadi saya coba untuk bikin sebuah narasi yang ditujukan untuk presiden agar ayo kita sama-sama semua pihak membenahi apa yang kurang baik sama pendaftaran siswa baru ini,” tuturnya.

Termasuk dengan dibuatkannya video itu, Agus mengaku ia memiliki harapan kelak putrinya bukan hanya sadar dan peduli dengan sekitar. Namun juga berani dalam bersuara serta bertindak dalam kebenaran.

“Yang paling utama itu saya mau bilang ke anak saya, bersuara aja dan melakukan tindakan-tindakan dengan kemampuan kita agar tidak terjebak dengan situasi yang makin sulit kaya gini,” ujar Agus.

Kontributor: Mae Harsa

Load More