Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Jum'at, 20 Januari 2023 | 19:30 WIB
Kondisi rumah kontrakan di Desa Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi yang menjadi salah satu TKP pembunuhan berantai Wowon dkk pada malam hari, Jumat (20/1/2023). (Suara.com/Danan Arya)

SuaraBekaci.id - Kasus pembunuhan berantai dengan tersangka Wowon, Solihin alias Duloh dan M Dede Solehudin bikin geger publil. Salah satu TKP pembunuhan berantai Wowon Cs berlokasi di Desa Ciketing Udik, Jalan Lingkar Bambu, RT 02 RW 03 Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi.

Salah satu kontrakan di daerah tersebut menjadi lokasi ditemukannya sekeluarga yang terdiri dari lima orang ditemukan tak sadarkan diri pada Kamis 12 Januari 2023. Dari kasus ini, tiga dari lima orang meninggal dunia.

Pasca terungkapnya kasus pembunuhan berantai Wowon Cs itu, warga di sekitar Desa Ciketing Udik merasakan kondisi ngeri sendiri jika melintas rumah kontrakan seluas 8x10 meter tersebut.

Warga mengaku bergidik jika harus melintas di depan rumah tersebut. Hal ini seperti diungkapkan oleh salah satu warga, Ibu Amat (45). Ia mengaku enggan jika harus melewati TKP tersebut jika hari sudah gelap.

Baca Juga: Apa Itu Metode SCI yang Dipakai Polisi untuk Usut Kasus Sekeluarga Keracunan di Bekasi?

"Biasanya saya ke warung lewat situ kalau malem beli kopi, tapi sekarang mendingan nunggu besok aja," ucap Amat saat ditemui SuaraBekaci.id, Jum'at (20/01/2023).

Ia mengatakan sebelum kejadian pembunuhan berantai itu, dirinya masih sering melintasi rumah kontrakan itu malam hari.

"Sebelum kejadian kalo saya lewat malem cuma depan rumah aja yang terang, dalemnya gelap. Masih berani itu bang," ucapnya.

Dirinya mengatakan bahwa alasannya ogah melintas di rumah kontrakan itu karena peristiwa pembunuhan itu mengakibatkan tiga orang meninggal dunia yang menurutnya tidak wajar.

"Ngerasa serem gak tau kenapa, soalnya meninggalnya enggak wajar aja," sambungnya.

Baca Juga: Disetor Tiap Bulan Modus Bisa Digandakan, Aki Wowon dkk Kuras Duit 2 TKW Korban Serial Killer hingga Rp1 Miliar

Dia mengatakan bahwa rumah tersebut memang sudah setahun sudah tidak ditempati, akan tetapi ketika dihuni justru dijadikan tempat pembunuhan berantai.

"Itu rumah juga sebelumnya kan kosong, gelap, sekarang jadi tambah serem aja kalo malem lewatin," kata Amat.

Sebelumya, pemilik kontrakan Jeding (55) menyebut bahwa sejak awal penyewaan rumah kontrakan miliknya, pelaku atas nama Solihin alias Duloh membeli cangkul miliknya seharga 50.000.

Jeding mengatakan bahwa saat itu Duloh tidak memberikan alasan mengapa ia membali cangkul tersebut. Jeding pun mengaku mau menjual cangkulnya karena sedang tidak memiliki uang.

."Bapak orang miskin yaudah jual aja, lumayan buat beli bako (rokok)," ujar Jeding.

Jeding mengatakan bahwa Solihin alias Duloh sebanyak tiga kali mendatangi dirinya untuk menyewa bangunan rumah kontrakan itu.

Dirinya menambahkan bahwa bangunan kontrakan milik mertuanya itu sudah hampir setahun tidak dihuni, dan tidak layak untuk ditempati.

Jeding akhirnya mempersilahkan Solihin untuk menempati bangunan kontrakan itu setelah tiga kali datang dan memberikan uang Rp500 ribu dan kartu keluarga.

"Langsung ngasih uang 500 ribu dan Kartu Keluarga, yaudah saya yang renovasi saya beli cat, pagar kita cat, genteng kita benerin," ucap Jeding.

Pantauan SuaraBekaci.id sejak pukul 18.30, aktivitas di sekitaran rumah kontrakan, tempat Wowon Cs habisi paran korbannya sangat sunyi.

Di depan rumah kontrakan itu juga terdapat perkebunan warga yang ditumbuhi beberapa tanaman seperti pohon pisang.

Kontributor : Danan Arya

Load More