Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 05 Oktober 2022 | 16:39 WIB
Ilustrasi tawuran antarwarga. Polisi meringkus enam pelaku tawuran di Belawan, Kota Medan. Tawuran tersebut diketahui terjadi pada Rabu (21/7/2021) dini hari. [Antara]

SuaraBekaci.id - Fenomena tawuran di Kota Bekasi masih jadi momok. Belakangan aksi tawuran kembali marak dan memakan korban jiwa. Aksi para gerombolan pelajar ini kini berubah jadi komplotan gangster yang makin membuat resah warga Kota Bekasi.

Sepanjang September 2022, aksi tawuran terjadi di sejumlah titik di Kota Bekasi dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Seperti yang dialami oleh MRA. Pemuda 19 tahun ini menjadi korban tewas saat pecah tawuran yang melibatkan dua kelompok di jalan Kasuari Kayuringin Jaya, Kota Bekasi pada September 2022.

Tawuran yang terjadi di jalan Kasuari Kayuringin Jaya ini melibatkan dua kelompok yang bernama Warte dan RMVZ. Menurut Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Rama Samtama Putra, aksi tawuran saat itu terjadi sekitar pukul 23:30 WIB.

Baca Juga: Tawuran di Belakang Kantor Walkot Jaksel, 10 ABG Dibekuk, 4 di Antaranya Pelajar Berstatus DO

Pihak Polres Metro Bekasi Kota sendiri berhasil menangkap 22 anak usia pelajar di aksi tawuran tersebut.

Rama menjelaskan awal mula tawuran terjadi karena salah satu dari kelompok tersebut melakukan live Instagram, dari hal tersebut mereka bertemu dilokasi yang mana kemudian melakukan bentrokan.

Ketika di lokasi kejadian MRA (19) sedang duduk dikendaraan yang dia tumpangi bersama ketiga temannya, saat itu kelompok Geng WARTE menyerang menggunakan senjata tajam yang mengenai korban.

"Saat itu korban berboncengan empat orang, kebetulan korban di belakang kena sabet tapi masih coba melarikan diri dari kelompok pelaku," ucap Rama.

Melihat MRA mendapat sabetan senjata tajam dari kelompok lawan. Rekan korban langsung membawa ke rumah sakit. Namun korban tidak bisa diselamatkan meskipun dirinya sempat mengeluh kesakitan untuk terakhir kalinya kepada teman yang mengantarnya.

"Bicara kepada temen yang berboncengan dengannya, kemudian bertukar posisi dan dibawa ke rumah sakit tetapi tidak tertolong meninggal dunia," kata Rama.

Baca Juga: Satpol PP Tangkap 4 Pelajar di Padang, Bawa Celurit Diduga untuk Tawuran

Aksi tawuran juga terjadi pada September 2022 di Jalan Mawar, Pedurenan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Tawuran di Jalan Mawar melibatkan dua kelompok pelajar Sekolah Menengaha Kejuruan (SMK).

Menurut kesaksian salah seorang warga, Irfan bahwa tawuran terjadi sekitar pukul 21:30 WIB dan dilakukan oleh dua kelompok pelajar.

"Iya semalem mungkin dia bentrok ketemunya disitu, jadi pada tawuran disituh," kata Irfan saat dihubungi.

Keberanian para pelaku tawuran untuk menjalankan aksi terlihat seperti kejadian di Jalan Mawar tersebut. Pasalnya menurut Irfan, lokasi tawuran sebenarnya kerap dilalui oleh pihak patroli kepolisian.

"Ada setiap malam tapi mungkin yang patroli sedang tidak ada ditempat, lagi di tempat lain mungkin," ungkap Irfan.

Kapolsek Bantargebang, Kompol Samsono mengatakan bahwa saat anggotanya menunju TKP, kelompok pelajar yang saling tawuran itu sudah membubarkan diri.

"Masih dicari dan dalam penyelidikan dulu karena memang waktu kita tahu itu dan anggota ke sana udah bubar," kata Samsono.

Samsono menambahkan meski saat ke lokasi kejadian pelaku tawuran sudah membubarkan diri namun timnya menemukan barang bukti,

"Ada satu motor yang ditinggal saja sama mereka yang mau tawuran itu, diduga memang milik mereka yang mau tawuran," tambahnya.

Tidak hanya di jalan yang kerap dilalui Patroli Kepolisian, pelaku tawuran juga beraksi di tempat-tempat umum yang banyak keramaian dan gedung instansi pemerintah, seperti aksi tawuran di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, di Jalan Lapangan Bekasi Tengah, Margahayu Kota Bekasi pada 15 September 2022.

Salah satu warga sekitar, Bhasan Syaiful (30) menyebut bahwa lokasi tersebut sering dijadikan tempat menggelar tawuran. "Udah beberapa kali disini aksi tawuran yang dilakukan para remaja," ucapnya.

Keberingasan pelaku tawuran beraksi di tempat ramai membuat takut warga sekitar, seperti Syaiful yang memilih pergi meinggalkan lokasi kejadian.

"Mereka membawa senjata tajam panjang-panjang dan gede-gede, dia sempat mengacungkan senjata tajam mangkanya saya lebih memilih memutar balik," tegasnya," katanya.

Peran Penting Sekolah dan Keluarga

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Novrian, melihat fenomena tawuran yang ada di Kota Bekasi cukup prihatin karena banyak dari aksi tersebut memakan korban jiwa.

"Sebenernya masalah tawuran udah jadi fenomena klasik terus menerus terjadi bukan hanya di Bekasi tapi juga dibeberapa daerah di Indonesia, perlu ada perhatian khusus. dan juga menggangu ketertiban umum bahkan sampai makan korban jiwa," ucapnya Novrian saat dihubungi SuaraBekaci.

Novrian menyinggung faktor keluarga yang terpenting agar menanamkan hal positif kepada sanga anak, dan mengkomunikasikan dampak negatif yang akan diterima ketika melakukan aksi berbahaya seperti tawuran.

"Juga faktor keluarga menjadi faktor penting sebenernya hampir rata-rata mereka tawuran kurangnya komunikasi antar keluarga, penanaman nilai etika yang baik terkadang engga terbangun,"

Dirinya juga menyebut kurangnya komunikasi dan kerja sama antar sekolah yang mengakibatkan para pelajar di Kota Bekasi masih sering kali terlibat tawuran.

Perlu adanya langkah sekolah membuat seperti kegiatan bersama agar para pelajar dapat saling mengenal temannya di luar sekolah yang mereka tempati.

"Mungkin kenapa mereka tawuran, mungkin komunikasi antar sekolah antar siswa itu tidak terjalin," tutup Novrian.

Kontributor : Danan Arya

Load More