Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 05 Oktober 2022 | 01:05 WIB
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat pada saat memberikan keterangan kepada media, di Kabupaten Malang, Jawa Timur. (ANTARA/HO-Humas Polres Malang)

SuaraBekaci.id - Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dinonaktifkan oleh Mabes Polri pasca tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 usai pertandingan Arema FC vs Persebaya dalam lanjutan Liga 1 2022-23.

Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, keputusan untuk menonaktifkan Kapolres Malang tersebut setelah dilakukan analisa dan evaluasi dari tim investigasi yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

"Malam ini, Kapolri mengambil satu keputusan, memutuskan untuk menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat," kata Dedi mengutip dari Antara.

Dedi menjelaskan keputusan untuk menonaktifkan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat tersebut tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST 20 98 X KEP 2022. Ferli dimutasi sebagai Perwira Menengah (Pamen) Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri.

Baca Juga: Doa dan Air Mata di Mandala Krida untuk Korban Tragedi Kanjuruhan: Jabat Erat Suporter Demi Perdamaian

Menurutnya, Ferli digantikan AKBP Putu Kholis Arya yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Polda Metro Jaya.

"Ferli Hidayat dimutasikan sebagai Pamen SSDM Polri dan digantikan AKBP Putu Kholis Arya," katanya.

Sosok Ferli Hidayat ini kemudian jadi sorotan pasca malam berdarah 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan. Pihak Kompolnas sendiri menyebut bahwa Ferli tidak memberi instruksi soal tembakan gas air mata ke arah suporter usai pertandingan.

"Tidak ada perintah dari kapolres untuk melakukan penguraian massa dengan tindakan excessive dengan gas air mata, tidak ada," ucap Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto.

Sementara itu, di laman media soal Instagram beredar video yang memperlihatkan apel yang dilakukan oleh Ferli Hidayat sebelum pertandingan di Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga: Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Jadi 131 Orang, Polisi Periksa 29 Saksi

Dalam video yang beredar itu, Ferli tampak memberikan instruksi kepada anak buahnya di salah satu sudut tribun Kanjuruhan.

Setidaknya ada tiga instruksi khusus yang disampaikan Ferli kepada para anak buahnya dalam video tersebut.

"Yang pertama, tolong tidak ada satu pun anggota yang membawa senjata api," kata Ferli dalam video seperti dilihat SuaraBekaci pada unggahan akun @andreli_48

Ditegaskan oleh Ferli, untuk para petugas baik dari bintara ataupun perwira untuk tidak membawa senjata api saat mengamankan pertandingan Arema vs Persebaya.

"Yang kedua, tolong tidak ada yang melakukan kekerasan yang sifatnya eksersif," ucap Ferli.

Menurut Ferli dalam video yang beredar itu, seperti apapun dinamika yang bakal terjadi pada laga Arema vs Persebaya, para kepolisian diminta untuk tidak melakukan kekerasan.

"Sesuaikan saja ancaman yang kita hadapi dengan kekuatan yang kita miliki." tambah Ferli.

"Yang ketiga, saya memohon bantuan rekan-rekan perwira melakukan pengawasan dan pengendalian penuh terhadap rekan-rekan anggotanya." ungkap Ferli.

Sontak saja video ini pun membuat publik dibuat geleng-geleng kepala. Mereka tak habis pikir, jika instruksi itu ternyata cukup positif diberikan Ferli sebelum laga berlangsung.

"Itu yang nembak gas air mata perintah siapa? Tolong usut sampe tuntas," tulis salah satu netizen.

"Lho ini instruksi nya sudah benar... Tapi tetap dicopot ya," sambung akun lainnya.

Load More