Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 05 Oktober 2022 | 00:44 WIB
Ribuan suporter menyalakan lilin dan cahaya gawai sebagai simbol perdamaian di halaman parkir Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta, Selasa malam (ANTARA/Luqman Hakim)

SuaraBekaci.id - Suasana haru tergambar jelas di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta saat ribuan suporter dari sejumlah elemen mulai dari Brajamusti, Pasoepati, BCS dan kelompok suporter lain menggelar doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan.

Ada lebih dari 20 kelompok suporter hadir dalam acara Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan di Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10/2022) malam.

Acara di Kanjuruhan ini tidak hanya sekedar doa bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan. Namun ada kesadaraan kolektif dari para suporter ini untuk menyudahi rivalitas yang selama ini menahun dan timbulkan banyak korban.

Selama ini, sejumlah suporter di Jawa Tengah dan Yogyakarta memiliki rekam jejak rivalitas. Tragedi di Kanjuruhan menjadi cambuk untuk para suporter ini untuk saling jabat erat demi perdamaian dan kemajuan sepak bola nasional.

Baca Juga: Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Jadi 131 Orang, Polisi Periksa 29 Saksi

Dalam video yang viral di laman media sosial Twitter, terlihat para suporter memadati Stadion Mandala Krida dan menyalakan lilin serta flare.

Para suporter ini sama-sama kemudian menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Terlihat suasana haru begitu terasa saat para suporter ini sama-sama menyanyikan lagu ciptaan Ismail Marzuki tersebut.

"Merinding... Terima kasih utk suporter @Brajamusti_YK @The_Maident @Pasoepati @BCSxPSS_1976 @S1H_Slemania @paserbumi @CNF_67 kalian luar biasa," tulis akun @Mandala_Krida

Aksi menyalakan lilin dari para suporter di Mandala Krida ini memang membuat merinding. Sejumlah netizen pun berharap kesadaran dan keinginan tulus para suporter ini bisa mengubah wajah sepak bola Indonesia.

"Jabat erat, langgeng perdamaian, penak seduluran. Tetap #UsutTuntas," tulis salah satu netizen mengomentari video tersebut.

Baca Juga: New York Times Kritik Habis Arogansi Kepolisian Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Massa

Pertemuan ribuan suporter itu diawali dengan salat gaib, dan do'a bersama untuk para korban di Kanjuruhan dan diakhiri dengan penyalaan lilin serta cahaya gawai sebagai simbol perdamaian.

"Kita akan membuat sejarah bahwa kita suporter yang hadir pada malam hari ini akan menghentikan semua kebencian-kebencian yang ada dalam hati kita," kata Presiden Brajamusti Yogyakarta Muslich Burhanuddin seperti dikutip dari Antara.

Burhanuddin yang acap disapa Thole itu meminta kepada seluruh suporter menjadikan tragedi di Kanjuruhan sebagai titik tolak untuk bersatu memajukan sepak bola Indonesia.

"Kita akan mewariskan hal-hal positif kepada anak cucu kita bahwa ke depan sepak bola di Indonesia, khususnya DIY dan Jawa Tengah penuh dengan suka cita," ujarnya.

Suporter yang hadir antara lain dari Brajamusti dan The Maident (Yogyakarta), Paserbumi (Bantul), Slemania dan BCS (Sleman), Pasoepati, Ultras, dan GK Samber Nyawa (Solo), Panser Biru dan Snex (Semarang), Aremania (Malang), Bonek (Surabaya), The Jakmania (Jakarta), serta Bobotoh dan Viking (Bandung).

Hadir pula perwakilan sejumlah elemen suporter dari Medan dan Makassar.

Presiden Pasoepati Solo Maryadi Gondrong berharap ke depan hubungan baik seluruh suporter, utamanya di Jawa Tengah dan DIY terus terjaga.

Pasoepati, ujar Maryadi, sepakat mendukung berbagai kegiatan lanjutan bersama untuk mempererat persatuan suporter di Jawa Tengah dan DIY.

"Insya Allah kami dari Pasoepati akan menyetujui, melaksanakan untuk persatuan dan kesatuan Indonesia," katanya.

Load More