Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo | Elvariza Opita
Senin, 29 Agustus 2022 | 10:17 WIB
Wanita menerima kekerasan fisik dari Satpol PP Padang saat merekam proses penertiban PKL. (Instagram/@inisarahazmi)

SuaraBekaci.id - Baru-baru ini beredar video yang memperlihatkan aksi kekerasan fisik oleh petugas Satpol PP di Kota Padang, Sumatera Barat kepada seorang wanita.

Korban ternyata menerima kekerasan fisik tersebut karena merekam keseluruhan proses penertiban pedagang kaki lima di Pantai Purus.

Dilihat SuaraBekaci.id di akun Instagram milik korban, @inisarahazmi, ia terlihat pertama kali memviralkan kejadian ini pada 18 Agustus 2022 lalu. SuaraBekaci.id telah mendapat izin untuk mengutip kronologi yang dituliskannya di kolom caption.

Kronologi Kejadian

Baca Juga: Jangan Ditiru! Viral Penonton Bioskop Angkat Kaki ke Bangku, Warganet: Nggak Sopan

"Inikah kemerdekaan yang tuan cita-citakan?" sindir @inisarahazmi, seperti dikutip pada Senin (29/8/2022). Ia mengaku sedang melewati kawasan Pantai Purus dan melihat Satpol PP telah terlibat percekcokan kala menertibkan pedagang kaki lima di sana.

Korban lantas berhenti dan memutuskan untuk mendokumentasikan peristiwa tersebut. "Kemudian 3 orang anggota Sat PP menghampiri saya dan mengatakan tidak boleh mengambil dokumentasi selain jurnalis," tuturnya.

Namun korban tidak gentar, apalagi karena Satpol PP yang bertugas tak bisa menunjukkan regulasi yang membatasi hanya jurnalis yang boleh mendokumentasikan proses penertiban pedagang tersebut.

"Saya tetap kekeuh untuk terus merekam adegan penertiban, sebab tidak ada pelanggaran yang saya lakukan," tegas @inisarahazmi.

Terjadinya Kekerasan Fisik

Baca Juga: Video Viral di Tiktok, Ibu Muda Ini Ajarkan Anak Minta Maaf Tanpa Lakukan Kekerasan Banjir Pujian Netizen

Namun bukannya mereda, proses penertiban PKL malah berlangsung dengan lebih mencekam. Sebab ketika korban hendak kembali ke sepeda motornya, ia malah menyaksikan beberapa petugas Satpol PP yang berani melakukan kekerasan fisik terhadap para pedagang.

"Pukul 17.59 WIB, sudah terjadi kontak fisik yang dilakukan aparat Satpol PP kepada pedagang, kemudian saya ikut berlari ke depan merekam lagi kejadian," ungkapnya.

Keputusan ini rupanya membuat korban menjadi sasaran amukan Satpol PP. "Saya mendapat perlakuan tak manusiawi serta sangat kasar dari Sat PP perempuan yang menanyakan posisi saya sebagai siapa sebab merekam," terangnya.

"Saya cukup kooperatif, menjelaskan bahwa siapa saja boleh merekam. Alih-alih tak terima melakukan kontak fisik," imbuhnya.

Dalam video yang beredar memang terlihat seberapa dekat jarak korban dengan gerombolan Satpol PP dan pedagang yang ditertibkan. Beberapa anggota Satpol PP juga sempat terlibat cekcok, baik dengan warga sipil yang berniat membantu maupun para pedagang.

Hingga korban tampak didatangi seorang petugas Satpol PP wanita. Tampak jelas raut emosional petugas itu, hingga rekaman tidak terlihat jelas karena korban dan aparat terlibat konfrontasi fisik.

Korban pun bersikeras untuk tidak memberikan ponsel maupun menghapus rekamannya. Alhasil sekitar 15 anggota Satpol PP disebut melakukan kekerasan fisik bersama-sama kepadanya.

Luka lebam yang dialami korban kekerasan fisik oleh Satpol PP Padang saat penertiban pedagang kaki lima. (Instagram/@inisarahazmi)

"Pergelangan tangan kiri dan kanan saya ditarik paksa, saya didorong menuju badan mobil dinas Sat PP. Di sana leher saya diketup oleh Aparat Sat PP," ujarnya menggambarkan seberapa mengerikannya kekerasan fisik yang diterima.

"Mereka mengangkat paksa kedua kaki saya, mencoba dengan kasar mengangkat tubuh saya menuju ke atas mobil Sat PP dan saya bertahan," sambungnya.

Kekerasan tidak berhenti sampai di sana. Lehernya terus diketup oleh petugas sehingga korban harus berteriak meminta tolong, apalagi karena ia mulai kesulitan bernapas.

"Ada warga yang membantu menarik saya keluar dari tindak kekerasan secara fisik, yang membuat beberapa anggota tubuh saya lebam. Saya merasakan leher dan perut yang begitu nyeri karena jumlah mereka banyak serta menyerang saya yang sendiri bertahan ditengah-tengah kepungan mereka saat itu," pungkasnya.

Korban juga terlihat mengunggah beberapa foto yang memperlihatkan lebam-lebam di sekujur tubuhnya. Ia juga tampak mengabadikan beberapa titik di sekitar mobil dinas Satpol PP yang menjadi tempat kejadian perkara.

Tanggapan Warganet

Penuturan korban jelas mendapat sorotan banyak warganet. Apalagi karena ia juga mengunggah peristiwa tersebut di Twitter-nya, hingga video-video terkait ikut diviralkan di beberapa platform seperti Instagram @kabarnegri.

Warganet mendesak agar korban mendapat keadilan dan jangan sampai masalah ini selesai hanya dengan permohonan maaf.

"Wajib diviralkan dan di up ini mah, endingnya jangan hanya sekedar minta maaf," kata warganet.

"Ruang public, semua boleh merekam kejadian," tegas warganet.

"Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) merupakan kegiatan pencarian, pengumpulan, dan penyusunan fakta baik melalui perekaman video dan juga foto. Apakah mereka tidak mengetahui hal ini?" komentar warganet lain.

"Agustusan sekarang lombanya bertahan hidup," sindir warganet.

"Satpol PP Padang gimana nih ? Apakah di aturan menjalankan tugas tertera kata 'DENGAN KEKERASAN' ?" kecam warganet lain.

"Satpol PP Padang Kok yang diberitain cuma anggotanya yg kena lemparan batu? Yang dihujam sama kekerasan fisik oleh anggota kalian ga diberitain? Kolom komentar dibatasi lagi," timpal yang lainnya.

Load More